Hubungan Ronald dan Dini memang bisa dikatakan sebagai hubungan toxic atau toxic relationship. Selama menjalin hubungan 5 bulan, Ronald kerap melakukan kekerasan, lalu puncaknya, Ronald menganiaya Dini hingga tewas pada Rabu (4/10) dini hari.
Praktisi psikolog klinis dan forensik Sursbaya, Riza Wahyuni SPsi MSi menyebut, sifat posesif memang bisa ditemukan pada orang-orang tertentu. Biasanya, mereka menunjukkan rasa sangat mencintai pasangannya, tetapi caranya dengan menyakiti.
Rasa antara takut kehilangan, tetapi menunjukkan perilaku banyak melarang dan menyakiti pasangannya. Namun, biasanya tipikal orang posesif memiliki kelebihan setia terhadap pasangan, tapi bukan orang setia memiliki sifat posesif.
"Perilaku dia takut akan kehilangan pasangannya, tidak ingin ditinggal, kalau melakukan kekerasan biasanya dia minta maaf. Minta maafnya kadang-kadang bisa sampai sujud-sujud. Meminta maaf, merasa emosi saat melakukan itu, mengatakan jika sebenarnya sangat mencintai pasangannya dan sebagainya. Ini sebenarnya hubungan yang tidak sehat," kata Riza saat dihubungi detikJatim, Senin (9/10/2023).
Riza menjelaskan, biasanya kelemahan perempuan adalah masih memberikan kesempatan dengan harapan pasangannya bisa berubah, setia dan semua yang diinginkan akan dituruti. Namun sebenarnya, hubungan yang dijalaninya itu tidak sehat.
"Ingatkan bagi siapa saja yang sedang dengan pasangannya hati-hati, apakah bagus menjalin relasi yang toxic, saya mengatakan tidak. Kalau pun sampai menikah, biasanya bisa terjadi KDRT. Kalau pada pendekatan pasangan toxic, posesif, sering intimidasi bahkan melakukan kekerasan sebaiknya tinggal jika tidak ingin berisiko. Jomblo nggak apa dari pada mendapatkan pasangan yang salah," jelasnya.
Ciri-ciri Toxic Relationship
Tak sedikit orang memang terjebak di dalam hubungan toxic dan sulit untuk melepaskan. Biasanya, mereka beralasan karena terlalu cinta hingga ada suatu hal yang membuatnya terpaksa untuk tetap bertahan.
Psikolog, Praktisi Perlindungan Perempuan dan Anak Jatim ini mengatakan, kadang memang sulit melepaskan hubungan toxic karena ada perasaan cinta. Ia menjelaskan, di dalam siklus kekerasan, awalnya akan terlihat baik-baik saja. Lalu ketika hubungan semakin dekat, biasanya sudah mulai muncul perilaku toxic, kecurigaan, tidak percaya, terus dipantau, meminta share location hingga foto bersama siapa saja.
"Pasangan mau laki-laki atau perempuan merasa karena cinta, perhatian. Lama-lama lebih, semakin dekat hubungan emosional, semakin banyak perilaku yang muncul tanpa disadari. Mulai lah pada menghardik, marah, mengancam bahkan ada yang mengancam bunuh diri sampai pada perilaku yang ekstrem lagi mulai memukul atau melakukan fisik," urainya.
Ketika melakukan perilaku yang tidak tepat, pasangan yang toxic akan minta maaf dengan cara apapun, bahkan sampai bersujud. Biasanya, pasangan, terutama perempuan merasa saat itu pasangannya sedang emosi lalu meyakini pasangannya bisa berubah dan bisa memberikan kesempatan lagi.
Ini kerap disebut fase honey moon. Fase ini memang indah, namun ketika ada masalah lagi, pertengkaran akan lebih parah.
"Biasanya, pada fase setelah minta maaf itu masuk fase honey moon, betul-betul sangat mencintai, si perempuan akan memberikan yang terbaik dalam perilaku cintanya, si laki-laki memberikan perhatiannya yang luar biasa. Nanti muncul masalah lagi. Itu yang membuat pasangan nggak bisa lepas," urainya.
Ia menyebut, bila terjadi masalah lagi, biasanya marahnya akan lebih parah dari sebelumnya. Itu yang membuat pasangan, khususnya perempuan sulit melepaskannya dan masih berharap pasangannya akan menjadi lebih baik. Sehingga, tidak menggunakan logika berpikir.
"Apa lagi kalau sudah berhubungan suami istri, share foto video tanpa pakaian, ya susah melepaskan pasangan dan akhirnya bertahan. Bertahannya bukan karena cinta tapi kondisi tertentu yang membuat mereka bertahan," ujarnya.
Cara Lepas dari Toxic Relationship
Riza menyarankan, ketika memiliki hubungan dengan tanda-tanda toxic, sebaiknya segera putuskan hubungan itu sebelum mengarah ke jenjang yang lebih serius. Karena, hubungan toxic juga bisa berujung pada kekerasan.
"Kita harus berani. Jadi perempuan harus berani dan punya sikap. Kalau pasangan sudah toxic, apa lagi sudah mengarah ke kekerasan, tinggalkan. Tidak ada pilihan, tidak ada kesempatan," tegasnya.
Namun, pasangan ini bisa bertahan, bila ada kesadaran dari pasangan yang toxic bahwa dirinya bermasalah dan membutuhkan psikolog. Karena, orang seperti ini, bisa jadi punya masalah inner child, problem masa lalu.
Misalnya, dulu pernah melihat orang tuanya bertengkar lalu melakukan kekerasan hingga menyimpannya di memori ingatan hingga menjadi sebuah kebiasaan.
"Atau luka batin masa kecil mendapatkan kekerasan, atau luka batin karena kesalahan pengasuhan, tidak ada komunikasi dalam keluarga. Makanya kalau sadar punya problem dengan perilaku, mau ke psikolog. Kalau dia gamau berarti gamau sembuh, tidak mau menyehatkan mental. Kalau kesadaran datang ke psikolog bagus," pungkasnya.
Dini dan Ronald merupakan seorang pasangan kekasih yang disebut telah menjalin asmara selama 5 bulan. Saat kejadian, keduanya tengah karaoke dengan teman-teman Ronald di Blackhole KTV Surabaya. Lalu di sana, terjadi perselisihan hingga mengakibatkan penganiayaan.
Penganiayaan ini diduga dipicu adanya perselisihan antar-pasangan kekasih ini. Penganiayaan disebut berlanjut di basement di mana tubuh Dini diseret dan dilindas Ronald hingga terseret 5 meter dan ditemukan meregang nyawa.
Sebelum tewas, Dini sempat curhat soal kematian di TikTok-nya. Dini juga sempat mengirim voice note (vn) ke temannya yang menyebut ia baru dianiaya sang kekasih.
Saat ini, jenazah Dini telah dibawa ke kampung halamannya di Kampung Gunungguruh Girang, Desa Babakan, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
(hil/fat)