Waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB. Muhit dan istrinya, Sari Rahmawati tengah bekerja di rumah Juni, majikannya yang berada di Blimbing, Malang. Di sela kesibukan itu Muhit mengutarakan keinginannya ke Sari untuk bekerja menjadi satpam kembali.
Mendengar keinginan suaminya itu, Sari langsung naik pitam dan memarahi Muhit. Sari lantas menarik baju suaminya hingga sobek disusul pukulan ke wajah. Namun Muhit hanya diam dan beranjak meninggalkan Sari.
Keesokan harinya, Muhit kemudian kembali membicarakan keinginannya untuk menjadi satpam. Kali ini, Muhit meminta maaf karena telah membuat Sari kesal. Namun Sari rupanya masih emosi dan kembali mengomeli Muhit.
Sore beranjak, pasangan suami istri siri itu kemudian pulang dari rumah majikannya. Mereka pulang dengan mengendarai motor menuju rumahnya di Dusun Krai, Desa Tambaksari, Purwodadi, Pasuruan.
Setiba di rumah, Sari langsung mencari baju seragam satpam milik suaminya yang hendak dibakar. Tapi Sari tak menemukannya dan membuatnya semakin marah serta terus mengomeli Muhit.
Sari memang kerap mengomeli ke Muhit jika ada sesuatu yang dinilai tak disetujuinya. Bahkan Sari tak jarang main tangan ke Muhit hanya gegara hal-hal sepele yang tak disukainya.
Puas mengomel, Sari kemudian diam dan asyik bermain dengan handphone-nya. Melihat amarah istrinya yang mereda, Muhit memilih tidur. Hingga pagi tiba, Muhit yang terbangun melihat Sari ternyata tak tidur dan hanya bermain handphone sepanjang malam.
Mengetahui hal ini, Muhit lantas mengajak Sari untuk bersiap-siap berangkat bekerja. Namun ajakan Muhit ini rupanya hanya direspons omelan dan makian. Sari lantas menyuruh Muhit untuk berangkat sendiri.
Tapi, kali ini kesabaran Muhit habis, ia secara spontan langsung menduduki tubuh Sari yang masih mengomel itu. Muhit lalu memiting dan mencekik lehernya sekuat tenaga hingga tewas.
(abq/iwd)