Kematian santri Ponpes Gontor berinisial AM (17) masih hangat diperbincangkan. Saat itu, jenazah diserahkan pada pihak keluarga disertai surat keterangan kematian yang menerangkan AM meninggal karena sakit. Belakangan terungkap jika santri itu tewas karena dianiaya dua seniornya.
Surat kematian ini dikeluarkan RS Yasyfin Darussalam Gontor. Surat tersebut ditandatangani dokter berinisial MH. Siapa sosok MH?
detikjatim berusaha mencari informasi soal sosok MH di laman gontor.ac.id. Ada sebuah artikel yang memuat informasi soal sosok MH.
Saat itu, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 2022, seorang dokter bernama Mukhlas Hamidy bersama jajaran manajemen Yayasan RS Yasyfin Darussalam Gontor berkunjung ke Gontor Putri Kampus 1 di Mantingan, Ngawi, Jawa Timur. Dalam artikel itu, tertulis Mukhlas Hamidy tergabung dalam tim manajemen RS Yasyfin Darussalam Gontor. Ia menjabat sebagai Kabid Pelayanan.
Selain itu, Mukhlas Hamidy diketahui membuka praktik di kawasan Desa Gandu, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo. Ia juga bekerja di Puskesmas Sawoo dan RSU Darmayu.
Sementara itu, tempat praktik Mukhlas Hamidy ini berada satu kecamatan dengan Pondok Pesantren Gontor. Nama Mukhlas Hamidy juga tercantum dalam direktori anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Sementara, Kapolres Ponorogo AKBP Catur Cahyono Wibowo mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan pada dokter tersebut. Fokusnya saat ini yakni menyelesaikan kasus penganiayaan yang berujung hilangnya nyawa santri AM tersebut.
"Kita proses pemeriksaan salah dan tidaknya, nama dokter dan siapapun yang diperiksa kita juga rilis," papar Catur kepada wartawan, Rabu (14/9/2022).
Kisah pilu ibunda santri Ponpes Gontor cari kepastian penyebab anaknya, baca halaman selanjutnya!
(hil/fat)