Kusumo mengatakan berdasarkan keterangan JO, dia menembak korban karena diberitahu oleh E bahwa korban telah mengganggu istri E. E lalu mengorder JO untuk membunuh korban dengan dijanjikan upah Rp 100 juta jika berhasil.
"Jadi 5 tahun yang lalu, istilahnya E ini merasa bahwa istrinya diganggu oleh korban," kata Kusumo. Ia masih akan mendalami lebih lanjut motif pembunuhan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, pembunuhan Sabar bos rongsokan di bawah fly over sebelah barat Pasar Larangan, Sidoarjo terungkap. Korban ditembak 2 kali diduga dalam jarak dekat oleh JO di depan rumah kontrakannya di Tenggulunan, Candi.
Setelah menjalani perawatan perawatan intensif selama 2 hari di RSUD Sidoarjo, Sabar dinyatakan meninggal pada Rabu malam sekitar pukul 22.00 WIB. Ia mengalami luka serius akibat tembakan di lengan kiri menembus dada kanan dan leher kiri menembus leher kanan.
Temuan polisi tentang JO yang mendapatkan order dari seorang pria berinisial E sesuai dengan keyakinan Wiwin Winarsih (34), istri Sabar yang sempat disampaikan kepada detikJatim. Wiwin meyakini dalang pembunuhan suaminya adalah pria berinisial E yang bukan merupakan orang asing bagi korban dan keluarganya. E dan Sabar menurut Wiwin masih memiliki hubungan saudara meski bisa dibilang saudara jauh.
"Iya dia masih ada hubungan saudara dengan Mas Sabar. Saudara jauh dari neneknya," kata Wiwin di rumah duka, di Desa Wates Tani, Nguling, Pasuruan, Jumat (1/7/2022).
Meski masih ada hubungan saudara, Wiwin tidak peduli. Wiwin meminta E dihukum setimpal atas perbuatannya. "Bukan hanya berat, tapi mati. Nyawa balas nyawa," katanya
Ibunda Sabar Toyamah (65) menyebutkan bahwa Sabar merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ia sangat menyayanginya karena Sabar orang yang baik. "Anak saya ganteng, baik," ujarnya.
Sama halnya dengan Wiwin, Toyamah juga meminta agar para pelaku pembunuhan Sabar, putranya dihukum mati.
(hil/dte)