'Perjudian' Abah Dadeng dari Pegawai Kecamatan Jadi Bos Rongsokan

Serba-serbi Warga

'Perjudian' Abah Dadeng dari Pegawai Kecamatan Jadi Bos Rongsokan

Rifat Alhamidi - detikJabar
Senin, 27 Jan 2025 19:00 WIB
Abah Dadeng, pengepul rongsokan di Bandung.
Abah Dadeng, pengepul rongsokan di Bandung. (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar)
Bandung -

Pembawaan Dadang Samsu (56) sampai saat ini masih sama seperti 20 tahun lalu. Meskipun sudah punya penghasilan yang menggiurkan dari bisnis rongsokan yang digelutinya, tapi pria tiga cucu itu masih begitu bersahaja dan tak sungkan untuk menyapa siapa saja yang ditemuinya.

Bagaimana tidak, sebagai estimasi, dalam sebulan, Abah Dadeng, begitu ia akrab disapa, tak pernah kurang mengeluarkan uang sebesar Rp 50 juta untuk memutarkan roda bisnis rongsokannya. Dengan mengumpulkan beragam barang seperti botol bekas minuman, besi, bahan-bahan kertas hingga alat rumah tangga lainnya, ia bisa mendapatkan keuntungan sekitar dua hingga tiga kali lipat besarnya.

Padahal, setahun sebelum memulai bisnis rongsokan pada 2004 silam, Abah Dadeng tercatat sebagai pegawai di pemerintah kecamatan. Tapi kemudian, ia memutuskan jalan lain dengan berhenti dari pekerjaan tersebut meskipun saat itu rutinitasnya terbilang sudah aman sebagai pekerja kantoran.

Saat berbincang dengan detikJabar, Abah Dadeng ternyata sempat menjadi pekerja dengan status honorer di kantor kecamatan di Kota Bandung sejak 1985 silam. Selama menggeluti pekerjaan itu, Abah Dadeng pun masih ingat ia baru mendapat honor resmi setelah tahun 1989.

"Jadi sebelumnya sempat kerja, di kecamatan jadi honorer. Dari 85 udah masuk kerja, sampai 2003 udah gitu mutusin berhenti ke usaha ini," kata Abah Dadeng mengawali perbincangannya saat ditemui di lapak sederhananya di kawasan Cisaranten Kulon, Kota Bandung.

Abah Dadeng pun masih ingat, gaji pertama yang dia dapatkan sebagai pegawai honorer di kecamatan jumlahnya adalah Rp 42 ribu. Hingga saat ia memutuskan berhenti pada 2003, gajinya hanya naik hingga kisaran Rp 250 ribu per bulan sebagai pegawai honorer di kecamatan.

Abah Dadeng, pengepul rongsokan di Bandung.Lapak rongsokan Abah Dadeng di Bandung. (Foto: Rifat Alhamidi/detikJabar)



Rupanya, sebelum memutuskan berhenti, Abah Dadeng sudah memendam kekesalan yang telah lama dia pendam. Pasalnya cerita dia, setiap tahun, Abah Dadeng tak pernah absen mendapat tawaran pengangkatan status PNS, meskipun ujungnya hanya berakhir dengan janji manis semata.

"Jenuh, kayak dininabobokan. Apalagi setiap menjelang pemilu, pasti selalu dapat janji-janji manis (mau diangkat PNS). Tapi akhirnya nol besar," ungkapnya mengingat kembali masa-masa tersebut.

Abah Dadeng rupanya tak sendiri. Saat memutuskan berhenti dari pekerjaan sebagai honorer kecamatan, ada sekitar 50 pegawai di kantor kecamatan wilayah Bandung Timur yang pada saat itu juga memutuskan untuk mengambil keputusan yang sama denganya.

Setelah memutuskan keluar dari pekerjaannya, Abah Dadeng langsung merintis bisnis rongsokan. Awalnya memang terasa begitu berat dan penuh tantangan, tapi setelah dilakoni, jalannya terbuka lebar yang membawa Abah Dadeng menuju kesuksesan.

Padahal, Abah Dadeng masih ingat betul ada perubahan kebijakan yang signifikan setelah ia memutuskan keluar sebagai pegawai honorer di kecamatan. Sebab tak lama setelah itu, pemerintah melakukan pengangkatan PNS besar-besaran yang bisa saja itu didapatkan Abah Dadeng jika ia bisa lebih sabar menunggu gilirannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, ibarat nasi sudah menjadi bubur, Abah Dadeng tak pernah sekalipun merasa menyesal dengan keputusan yang sudah ia lakukan. Di bisnis rongsokan sekarang, ia justru bisa mendapat penghasilan jauh lebih layak meski tidak lagi menjadi pekerja kantoran.

"Jelas jauh lebih bagus ini dibanding kerjaan dulu. Kalau dulu mah, banyak makan hati, capek. Emang waktu itu honor, 90 persen bisa diangkat jadi PNS. Tapi masalahnya, ditunggu-tunggu ga ada kejelasan. Ternyata setelah keluar, ada pengangkatan. Tapi bagi saya mah biarin aja, karena ternyata lebih enak di sini," tutup Abah Dadeng mengakhir perbincangannya.

(ral/orb)


Hide Ads