5 Hari Puasa Melaut, Nelayan Prigi Trenggalek Gelar Larung Sembonyo

5 Hari Puasa Melaut, Nelayan Prigi Trenggalek Gelar Larung Sembonyo

Adhar Muttaqin - detikJatim
Minggu, 18 Mei 2025 19:30 WIB
Nelayan Prigi Trenggalek gelar Larung Sembonyo
Nelayan Prigi Trenggalek gelar Larung Sembonyo (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Trenggalek -

Masyarakat nelayan yang beroperasi di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Kabupaten Trenggalek, menggelar upacara adat Larung Sembonyo. Sebelumnya, nelayan mengistirahatkan laut dengan tidak mencari ikan selama lima hari.

Prosesi diawali dengan kirab tumpeng agung dan berbagai hasil bumi dari Kantor Kecamatan Watulimo menuju pelabuhan. Selanjutnya diistirahatkan sejenak untuk dilakukan doa bersama dan rangkaian seremonial. Tumpeng kemudian diarak menggunakan kapal nelayan dan dilarung ke tengah laut, diiringi puluhan kapal lain sebagai bentuk kebersamaan dan harapan.

Upacara adat ini menjadi daya tarik wisatawan, ribuan masyarakat berbondong-bondong ke kawasan PPN Prigi untuk menyaksikan rangkaian Sembonyo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Trenggalek Sunyoto, mengatakan Larung Sembonyo merupakan tradisi adat yang telah dilakukan secara turun-temurun sejak ratusan tahun silam.

"Upacara ini adalah wujud rasa syukur para nelayan Prigi atas karunia Tuhan di tahun sebelumnya dan harapan panen ikan yang lebih baik ke depan," kata Sunyoto, Minggu (18/5/2025).

ADVERTISEMENT

Menurutnya, hampir tak ada perbedaan yang mencolok dari rangkaian adat ini dari tahun-tahun sebelumnya. Hanya tahun ini para nelayan lebih mandiri dalam menggelar Sembonyo.

"Karena pemerintah sedang menjalani efisiensi anggaran, sehingga partisipasi dari pemerintah tidak seperti sebelumnya. Tapi alhamdulillah nelayan Prigi sudah cukup mandiri, sehingga kegiatan berjalan meriah dengan dukungan dari pihak swasta," jelasnya.

Pihaknya berharap, ke depan wisata budaya ini bisa lebih dikembangkan, sehingga dapat memberikan dampak ekonomi lebih besar bagi masyarakat yang lain.

"Semoga tetap dilestarikan dan nelayan diberikan keselamatan dan hasil panen yang melimpah," jelasnya.

Sementara itu, salah seorang nelayan Prigi, Didik mengatakan dalam rangkaian Larung Sembonyo, nelayan tidak diperbolehkan melaut untuk mencari ikan selama lima hari berturut-turut. Tradisi ini bermakna untuk memberikan waktu kepada laut untuk beristirahat.

"Sesuai tradisi, lima hari sebelum Larung Sembonyo, kami tak melaut, terhitung tanggal 15-19 Mei. Itu sama artinya memberi laut kesempatan untuk beristirahat setelah setahun penuh kita manfaatkan," ujar Didik.

Ia berharap, laut selatan terus memberikan keberkahan dan keselamatan bagi seluruh nelayan.

Upacara Larung Sembonyo telah dilaksanakan secara turun-temurun sejak ratusan tahun silam, dan biasanya digelar pada bulan Selo dalam penanggalan Jawa.

Tradisi ini juga sekaligus mengenang tokoh yang berjasa membuka kawasan Teluk Prigi sebagai kawasan permukiman dengan segala karunia alam dari Tuhan.




(auh/abq)


Hide Ads