Melihat Pembuatan Batik Tulis Karya Penghuni Lapas Lowokwaru Malang

Melihat Pembuatan Batik Tulis Karya Penghuni Lapas Lowokwaru Malang

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Sabtu, 23 Des 2023 01:30 WIB
Pembuatan batik tulis karya warga binaan di Lapas Lowokwaru Malang
Salah satu narapidana yang turut membatik untuk dipasarkan ke TEC(Foto: Dok. M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Kota Malang -

Puluhan narapidana (Napi) dibalik jeruji besi yang identik dengan kata garang dan menakutkan malah memiliki kesibukan membatik. Pemandangan itu bisa dilihat di Lapas Klas I Lowokwaru, Kota Malang.

Puluhan narapidana dari berbagai latar belakang seperti seniman tato, pelukis hingga pekerja pabrik secara perlahan menyelesaikan setiap tahapan pembuatan batik tulis. Mereka terlihat bersemangat menampilkan potensinya lewat karya batik itu.

Beberapa tahapan yang mereka lakukan seperti membuat motif di atas kain putih secara manual, dilanjutkan menebalkan motif menggunakan lilin, memberikan pewarnaan pada motif, hingga menjadi kain batik sempurna.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Trianta Ulil Amri (23) asal Jember, salah satu narapidana yang turut membatik mengaku awalnya tertarik membatik karena ikut-ikutan teman-temannya. Namun setelah mempelajarinya dia mulai tertarik.

"Awalnya itu ikut temen aja katanya ada pelatihan membatik. Ketika coba-coba seneng dan dipikir-pikir jadi dapat ilmu baru," ujarnya saat ditemui di Lapas Klas I Lowokwaru, Kota Malang pada Jumat (22/12/2023).

ADVERTISEMENT

Pemuda yang pernah bekerja di pabrik garmen itu mengaku awalnya tidak mengetahui sama sekali cara membatik. Namun, setelah 2 minggu belajar, pada akhirnya Ulil sudah mulai memahami dan bisa menjalankan bagiannya saat membuat batik bersama teman-temannya.

"Saya belajar dua minggu baru bisa membuat hasil yang lumayan bagus. Disini kan ada yang bagian gambar buat motif, bagian canting dan mewarna. Saya bagian mewarna motifnya," kata Ulil.

"Selama menekuni pembuatan batik ini, menurut saya yang sulit dikerjakan itu adalah menyesuaikan gradasi warna. Kesulitan lain itu mewarnai detail-detail motifnya yang kecil-kecil itu perlu ketelitian dan kesabaran," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Lapas Klas I Malang Ketut Akbar Herry Achjar menyampaikan, kegiatan membatik ini merupakan salah satu upaya untuk merubah stigma buruk masyarakat bahwa narapidana identik dengan orang jahat.

"Kami ingin menghilangkan stigma bahwa lapas itu hitam, lapas itu sampah. Lapas itu tak melulu hitam, ada pelangi di falamnya yakni nilai-nilai kreativitas teman-teman warga binaan," terangnya.

Selain membatik, berbagai aktivitas positif juga dilakukan narapidana di Lapas Klas I Malang, seperti membuat topeng, asbak, papan, magot, pupuk hasil pengolahan limbah sampah. Ada pun grup band yang dibentuk didalam lapas.

"Intinya kami berharap apa yang dilakukan warga binaan di lapas akan menjadi bekal mereka saat nanti sudah bebas. Sehingga ketika kembali ke lingkungan masyarakat bisa diterima dengan baik," ungkapnya.

Sebagai informasi, batik buatan para narapidana ini diberi nama "Batik Tulis Lowokwaru". Meski brand dan desainnya belum dipatenkan, tidak dipungkiri minat masyarakat pada batik tulis tersebut mulai terlihat.

"Sejauh ini sudah ada yang pesan batik tulisnya. Karena kita jual dalam bentuk kain saja, untuk harga terendahnya kita patok diangka Rp 700 ribu. Selain pemasaran kita juga berencana untuk mematenkan produk batik ini," tandasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads