Pemerhati kereta api mendesak agar artefak lori atau lokomotif pengangkut tebu yang ada di kawasan Kayutangan Heritage dipindah. Sebab, artefak itu dinilai tak sesuai dengan sejarah.
Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang mengaku akan memperhatikan masalah tersebut. Tapi, dia masih belum bisa menjelaskan secara detail langkah seperti apa yang akan diambil.
"Saya tidak bisa menanggapi sekarang (soal desakan memindah lokomotif), tetapi semua masukan kami perhatikan," jelas Kadisporapar Kota Malang, Baihaqi, Senin (17/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyampaikan bahwa penempatan lokomotif lori itu sebenarnya hanya untuk menambah daya tarik bagi wisatawan. Bukan bermaksud untuk mengaburkan sejarah yang ada di kawasan Kayutangan Heritage.
"Kita pemerintah bermaksud menambah hasana, tidak ada maksud lain. Kita mengambil dari sisi positifnya bagaimana masyarakat Kota Malang yang menikmati layanan wisata ini juga menjadi lebih banyak variasi," kata dia.
Lebih jauh, saat ditanya terkait detail pengadaan artefak lori. Dikatakan Baihaqi, belum mengetahui secara jelas karena disibukkan oleh beberbagai macam kegiatan lain.
"Itu memang CSR cuman untuk detailnya mohon waktu, saya belum tanyakan kepada teman-teman yang menangani. (Soal nominal CSR) juga belum tahu karena saya ada kesibukan," terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Lokomotif lori itu menuai berbagai kritikan. Salah satunya dari Pemerhati Kereta Api Tjahjana Indra Kusuma yang menyebut, peletakan lokomotif itu tidak sesuai dengan sejarah di kawasan kayutangan.
Selama ini diketahui kawasan kayutangan dilalui oleh trem. Sedangkan lokomotif lori melalui kawasan lain di wilayah Kota Malang. Dengan adanya lokomotif lori itu ditakutkan akan mengaburkan sejarah yang sudah ada.
"Misal generasi muda yang nggak tahu trem seperti apa, dengan adanya lokomotif lori di situ bakal mengira trem itu bentuknya seperti itu. Padahal itu lokomotif lori pengangkut tebu dulu," kata Indra.
(dpe/dte)