Artefak lokomotif lori di kawasan Kayutangan Heritage, Kota Malang dianggap tak sesuai sejarah. Seharusnya yang ditempatkan di Kayutangan Heritage adalah trem.
Pemerhati Kereta Api Tjahjana Indra Kusuma mendesak Pemkot Malang segera memindahkan artefak lori itu di tempat yang lebih sesuai agar tidak mengaburkan sejarah.
"Harapan saya daripada mengaburkan sejarah dan mungkin aset itu sudah dibeli atau entah lah apa, sebaiknya dipindah ke taman kunang-kunang," ujarnya saat dihubungi detikJatim, Minggu (16/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indra mengatakan bahwa berdasarkan sejarah bekas lokomotif lori pengangkut tebu itu lebih sesuai bila diletakkan di kawasan Jalan Jakarta atau Taman Kunang-Kunang.
![]() |
"Karena di situ jalur kereta lori tebu. Lori dulu justru lewat di taman kunang-kunang, di daerah kebun-kebun Arjosari, Jatimulyo, Kendalsari. Ada rel bawah tanah di sampingnya transmart blimbing itu," jelasnya.
Menurutnya, jika memang Pemkot Malang tidak bisa mendapatkan artefak trem, cukup foto atau hal lain tentang trem yang bisa diletakkan di dekat monumen Chairil Anwar Kayutangan.
"Kalau bikin monumen itu sama sejarahnya. Mending cukup pasang foto saja kalau nggak punya artefaknya. Terus kasih penjelasan agar masyarakat atau wisatawan paham saat melihatnya," kata Indra.
Sebelum memasang monumen kereta lori, Pemkot Malang sebetulnya sudah membuat replika trem. Namun bentuk replika itu dianggap tak sesuai dengan trem yang pernah ada di Kayutangan.
"Itu trem listrik yang ada di Surabaya. Di Kota Malang tidak pernah ada trem listrik. Kan lucu, ya, kalau begitu," ujarnya.
(dpe/dte)