Umat Hindu di Malang Raya untuk pertama kalinya mengarak ogoh-ogoh saat merayakan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Rabu, 22 Maret 2023. Acara tersebut berlangsung meriah.
Pantauan detikJatim, pawai ogoh-ogoh tersebut dimulai pukul 12.38 WIB. Sebanyak 10 boneka raksasa bernama Sang Yamadipati, Kraken, Gamang Hana Maya, Bade Mas, Nyi Rarung, Paksi Ireng, Mahesa Sura, Sang Kala Lobha, Hidimba, Dewa Siwa Jagatpati diarak.
Ogoh-ogoh sendiri merupakan boneka raksasa manifestasi dari Bhutakala. Bhutakala sendiri adalah presentasi dari kekuatan (Bhu) alam semesta dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini upacara pembersihan, ogoh-ogoh diarak supaya energi negatif yang dilewati ogoh-ogoh ini terserap. Kemudian ogoh-ogoh yang sudah diarak dibakar," ujar Ketua DPRD Kota Malang I Made Riandiana Kartika, Selasa (21/3/2023).
Ia pun meluruskan kepada masyarakat agar tidak salah menafsirkan arak-arakan ogoh-ogoh dengan umat hindu menyembah patung yang seram. Tapi ini merupakan bentuk upacara pembersihan bumi.
"Makna ogoh-ogoh ini bukan menyembah yang serem. Tapi itu menyerap hal negatif dan kemudian dibakar bersama-sama. Sehingga bumi bisa bersih dari hal negatif sebelum umat hindu menjalani perayaan nyepi," kata Made.
Pria yang juga penganut agama Hindu itu mengaku sangat senang dengan adanya peringatan Hari Raya Nyepi kali ini. Mengingat perayaan ogoh-ogoh ini merupakan kali pertama di Kota Malang.
"Kami saat didatangi panitia, menyampaikan dan koordinasi dengan forkopimda dan di izinkan. Dilaksanakan di titik nol Kota Malang sesuai harapan panitia," terang Made.
"Intinya mereka ingin melestasikan budaya, ada upacara persembayangan yang bisa dilakukan dipusat kota dan diruang terbuka," sambungnya.
Ia pun memastikan bahwa perayaan ogoh-ogoh semacam ini akan diselangarakan rutin setiap tahun. Mengingat antusias masyarakat juga cukup tinggi. "Setiap tahun akan diadakan," tandasnya.
(abq/fat)