Potret Pertama Kalinya Umat Katolik Ikuti Kirab Salib di Magelang

Potret Pertama Kalinya Umat Katolik Ikuti Kirab Salib di Magelang

Eko Susanto - detikJateng
Jumat, 18 Apr 2025 14:36 WIB
Penampakan fragmen dalam kirab salib di Kota Magelang, Jumat (18/4/2025).
Penampakan fragmen dalam kirab salib di Kota Magelang, Jumat (18/4/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng
Magelang -

Ribuan umat Katolik mengikuti prosesi kirab salib 2025 di Kota Magelang. Saat mengikuti prosesi ini umat dengan membawa salib dari berbagai ukuran.

Pantauan detikJateng, kirab salib dengan start dari Gereja Katolik Santo Ignatius yang berada di Jalan Yos Sudarso No 6 Kota Magelang. Dalam kirab salib ini membawa kostum yang beragam.

Ini merupakan pertama kalinya kirab salib diadakan di Kota Magelang. Dalam kirab ini, umat berjalan terus menyusuri Jalan Veteran-Jalan Ahmad Yani-Jalan Alunalun Selatan-Jalan Tentara Pelajar dan kembali menuju Gereja Katolik Santo Ignatius.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelum kembali menuju gereja dalam prosesi kirab salib ini melewati jalan depan Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Liong Hok Bio dan Masjid Agung Kauman Magelang.

Saat sampai di depan Mako Polres Magelang Kota, ribuan umat Katolik ini disambut Wali Kota Magelang Damar Prasetyono, Wakil Wali Kota Magelang Sri Harso, Ketua DPRD Kota Magelang Evin Septa Haryanto Kamil dan tamu undangan lainnya.

ADVERTISEMENT
Penampakan fragmen dalam kirab salib di Kota Magelang, Jumat (18/4/2025).Penampakan fragmen dalam kirab salib di Kota Magelang, Jumat (18/4/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng

"Saya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya prosesi kirab salib pada hari ini. Kegiatan ini tentunya bukan hanya menjadi bagian penting dari kehidupan umat Katolik saja, tetapi juga menjadi cerminan indah dari kerukunan antarumat beragama yang telah lama menjadi identitas masyarakat Kota Magelang," kata Wali Kota Damar Prasetyono saat menyambut ribuan katolik di depan Mako Polres Magelang Kota, Jumat (18/4/2025).

Sementara itu, Romo Kepala Paroki Santo Ignatius Romo FX Alip Suwito Pr mengajak umat untuk merayakan perayaan ini dengan suka cita. Pihaknya berharap kirab salib ini menjadi tradisi dan menjadi destinasi wisata religi di Kota Magelang.

"Karena kota kita, kota yang toleran dan sudah kita buktikan bersama," kata Romo Alip.

"Menjadi hal yang penting bagi kita, bahwa kirab salib ini merupakan kirab yang pertama yang terjadi di tempat ini (Kota Magelang). Harapannya ini menjadi tradisi yang akan kita teruskan. Dari gereja untuk Kota Magelang, supaya dengan demikian damai, sejahtera, suka cita, toleransi, keberagaman, senantiasa tinggal menetap di rumah bersama," ujarnya.

Dalam kirab salib ini juga membawa simbol negara Garuda Pancasila dan bendera Merah Putih, kata Romo Alip, menjadi sarana untuk dijaga.

Ibu-ibu memakai kebaya berjalan mengikuti kirab salib Magelang, Jumat (18/4/2025).Ibu-ibu memakai kebaya berjalan mengikuti kirab salib Magelang, Jumat (18/4/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng

"Kami sungguh bersyukur bahwa kami memiliki semangat ecclesia et patria, seratus persen kami Katolik dan seratus persen Indonesia. Sehingga peristiwa iman, peristiwa penuh harapan dan tadi sebagaimana Pak Wali Kota, Pak Damar menyampaikan bahwa di dalam itu semua kita membangun cinta kasih. Tanpa cinta kasih, semua tidak ada artinya," katanya.

"Maka, kita jaga toleransi bersamaan, keperbedaan sebagai kekuatan, sebagai modal dasar untuk membangun kota ini. Supaya damai dan sejahtera tinggal menetap di kota kita yang tercinta ini," tuturnya.

Sedangkan, Ketua Panitia Kirab Salib 2025, Albertus Indra Febrianto menambahkan, kirab salib yang dilangsungkan ini baru pertama kali.

Replika Garuda ikut diarak dalam kirab salib Magelang, Jumat (18/4/2025).Replika Garuda ikut diarak dalam kirab salib Magelang, Jumat (18/4/2025). Foto: Eko Susanto/detikJateng

"Kirab salib ini, pertama kali diadakan Kota Magelang. Kita menginisiasi supaya posisi kita bisa tampil di kota. Pertama, sebagai umat Katolik kita bisa menyokong, mendukung pemerintah terutama untuk keberagaman di tingkat toleransi di Kota Magelang. Ini sekitar 1000 (umat ikut).

"Betul (pengawalan) dari Banser, Baguna, kemudian dari kepolisian, aparat TNI," pungkasnya.




(afn/dil)


Hide Ads