Ratusan Siswa TK dan PAUD di Denpasar Arak Ogoh-Ogoh

Ratusan Siswa TK dan PAUD di Denpasar Arak Ogoh-Ogoh

Sui Suadnyana, Karsiani Putri - detikBali
Minggu, 23 Mar 2025 14:44 WIB
Pawai ogoh-ogoh siswa TK dan PAUD di gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, Bali, Minggu (23/3/2025). (Karsiani Putri/detikBali)
Foto: Pawai ogoh-ogoh siswa TK dan PAUD di gedung Dharma Negara Alaya, Denpasar, Bali, Minggu (23/3/2025). (Karsiani Putri/detikBali)
Denpasar -

Ratusan siswa taman kanak-kanak (TK) dan pendidikan anak usia dini (PAUD) di Denpasar, Bali, mengikuti pawai ogoh-ogoh dalam Road to Kasanga Festival Kota Denpasar 2025. Mereka tampil membawakan fragmentasi dan mengarak ogoh-ogoh di gedung Dharma Negara Alaya.

Kepala TK Sai Prema Kumara sekaligus Ketua Gugus Jempiring, I Wayan Wijania, mengungkapkan sebanyak 60 anak didiknya mendapatkan ruang untuk mengekspresikan ide dan kreativitas, terutama emosi.

"Saat mendapat kesempatan ini, mereka sangat happy sekali, sangat senang sekali. Tentunya, dengan kegiatan festival ini, anak-anak kami punya ruang untuk mengenal dan mencintai budayanya," kata Wijania di gedung Dharma Negara Alaya, Minggu (23/3/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Wijania, puluhan anak didiknya telah dilibatkan sejak awal dalam pembuatan ogoh-ogoh. Misalnya, dalam menentukan ide hingga pembuatan sketsa ogoh-ogoh.

Selain itu, TK Sai Prema Kumara juga mengajak orang tua peserta didik hingga alumni dalam pembuatan ogoh-ogoh tersebut. Mulai dari membuat kerangka besi dan sebagainya.

ADVERTISEMENT

"Sehingga melalui proses ini anak bisa kenal, cinta, tahu prosesnya, dan pernah mengalaminya. Saya yakin (pengalaman ini) akan kuat banget dalam diri mereka sehingga budaya Bali akan lestari kalau program itu dilanjutkan," ungkap Wijania.

TK Sai Prema Kumara menghadirkan ogoh-ogoh bertema Rahwana dalam Road to Kasanga Festival Kota Denpasar 2025. Sosok Rahwana diambil dari kisah Ramayana yang ceritanya telah sangat mendarah daging dalam ingatan masyarakat Bali.

TK Sai Prema Kumara tak ingin hanya sekadar menampilkan ogoh-ogoh, tetapi juga ingin menguatkan nilai-nilai dalam kisah Ramayana. Salah satunya, seperti pelajaran soal berbuat jahat yang akan mengalami kekalahan dalam hidup.

"Di situ juga ada nilai pengorbanan. Seperti Jatayu, dia mengorbankan kehidupannya. Bahkan, dia rela mati demi membela kebenaran. Jadi, itu yang saya dapatkan dari cerita ini," tutur Wijania.

TK Sai Prema Kumara membutuhkan waktu selama satu bulan untuk membuat ogoh-ogoh Rahwana itu. Hal ini tak lepas dari kerja keras para peserta didik, orang tua hingga alumni.

"Mudah-mudahan acara ini bisa berkelanjutan. Sehingga, tiap tahun anak-anak kami bisa mendapatkan kesempatan untuk mengeksplorasi budayanya. Sehingga, budaya Bali itu tetap lestari ke depannya," harap Wijania.

Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan PAUD dan Pendidikan Non Formal (PNF) Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Denpasar, I Nyoman Handika, menuturkan pawai ogoh-ogoh ini diikuti delapan TK dari empat kecamatan.

"Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk pengenalan budaya Bali sejak dini bagi anak-anak PAUD. Kemudian, mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak sejak dini, meningkatkan rasa percaya diri anak, dan menerapkan nilai-nilai positif," ucap Handika.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads