Ratusan Umat Hindu Suku Tengger dari 2 desa, yakni Desa Ngadisari dan Desa Wonotoro berkumpul di sebuah Tempat Pemakaman Umum (TPI) yang lokasi tepatnya berada di Desa Wonotoro.
![]() |
Ratusan warga mulai dari anak-anak hingga dewasa bersiap mengikuti ritual Nyadran atau ritual mendoakan sekaligus memberi sedekah kepada leluhur berupa aneka macam sesaji makanan, kue-kue, dan bunga dari rumah masing-masing.
Sebelum ritual Nyadran atau nyekar dimulai, dukun setempat terlebih dulu memberikan ceramah agama yang isinya, agar warga suku tengger harus selalu ingat pada leluhurnya. Karena keberadaan warga Tengger saat ini berasal dari nenek moyang terdahulu.
Acara itu merupakan rangkaian dari seluruh acara ritual Hari Raya Karo 1944 Saka. Warga tak lupa membawa air kembang, bunga, dan sesajen tradisional khas Tengger guna keperluan ritual.
Tibalah acara ritual Nyadran, ratusan warga, satu-persatu menaruh aneka sesaji dan bunga di setiap makam keluarganya. Setelah semua makam diberi aneka sesaji dan bunga dukun desa setempat lantas membacakan doa-doa menggunakan bahasa Tengger.
![]() |
Nyadran atau memberi sedekah leluhur merupakan peninggalan Roro Anteng dan Joko Seger, kedua leluhur warga Tengger. Tujuan dari Nyadran adalah menghormati arwah leluhur dengan cara memberi sedekah.
Salah satu warga Tengger dari Desa Ngadisari Jumai mengatakan setiap tahun ia melakukan ritual Nyadran mendatangi makam leluhur yang sudah meninggal. Ia mengenal Nyadran sebagai upaya minta doa restu ke leluhur agar anak cucunya diberi rejeki dan keselamatan.
"Ritual Nyadran mendatangi makam leluhur setiap tahun digelar. Warga Tengger meminta doa restu ke leluhurnya, bawa sesaji dan bunga untuk diberikan ke makam leluhurnya," ujar Jumai saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (19/8/2022).
Sunaryono, Kepala Desa Ngadisari menyebutkan bahwa tradisi Nyadran bagi warga Tengger adalah sedekah ke leluhur agar arwahnya segera kembali ke Sang Pencipta. Ada 2 desa yang warganya melaksanakan Nyadran hari ini, yakni Desa Ngadisari dan Desa Wonotoro.
"Tradisi Nyadran merupakan sedekah ke leluhurnya dengan tujuan agar arwah leluhurnya segera kembali bersama sang pencipta, dan yang mendatangi kembali ke tempat asalnya, dan anak cucunya yang hidup di dunia di beri rejeki dan kesehatan" tegas Sunaryono.
Warga setempat mempercayai ritual Nyadran akan membawa berkah bagi warga yang berada di sekitar lereng Gunung Bromo.
(dpe/iwd)