Khusyuknya Umat Hindu Suku Tengger Rayakan Hari Raya Kuningan

Khusyuknya Umat Hindu Suku Tengger Rayakan Hari Raya Kuningan

M Rofiq - detikJatim
Sabtu, 03 Mei 2025 18:37 WIB
Umat Hindu Suku Tengger, Probolinggo merayakan Hari Raya Kuningan dengan beribadah di pura.
Umat Hindu Suku Tengger, Probolinggo merayakan Hari Raya Kuningan dengan beribadah di pura. (Foto: M Rofiq/detikJatim)
Probolinggo -

Umat Hindu Suku Tengger di Kabupaten Probolinggo menggelar Hari Raya Kuningan. Perayaan ini menjadi bagian dalam serangkaian ibadah jelang Hari Raya Galungan.

Hari Raya Kuningan ini ditandai sembahyang di pura masing-masing warga membawa serta berbagai macam aneka sesaji. Warga Tengger mulai dari anak-anak hingga dewasa antusias merayakan hari ini.

Umat Hindu Suku Tengger yang bermukim di sekitar lereng Gunung Bromo, Desa Sapikerep, Kecamatan Sukapura, Probolinggo memadati pura Randu Agung, Sabtu (3/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Desa Sapikerep Sujianto mengatakan, Hari Raya Kuningan ini biasa digelar di 10 hari usai Hari Raya Galungan dan menggelar sembahyang di pura masing-masing Desa.

Hari Raya Kuningan sendiri, kata Sujianto, memiliki makna introspeksi diri. Yang mana Dharma atau kebaikan harus menang melawan Adharma atau kejelekan.

ADVERTISEMENT

"Doa kami tetap mengungkapkan puja puji syukur dan berterima kasih kepada sang hyang widi wasa dan berharap umat manusia menyatukan rohani agar pikiran, perbuatan yang tidak menyimpang," kata Sujianto.

Hari Raya Kuningan ini, lanjut Sujianto, jatuh pada Sabtu Kliwon atau sebagai tanda berpulangnya para Dewa Dewi dan Batara Batari ke surga, yang mana untuk sembahyang dibatasi hingga pukul 12.00 WIB.

"Hari Raya Kuningan adalah kemakmuran karena lambangnya kuning. Setelah acara sembahyang selesai, biasanya dilanjutkan dengan ramah tamah, karena pukul 13.00 WIB harus selesai semua," terangnya.

Wiwin Wijayanti, salah satu Umat Hindu Tengger yang turut menjalankan ibadah Hari Raya Kuningan mengatakan bahwa generasi muda wajib menjaga kelestarian adat, budaya, dan agama Suku Tengger.

"Dalam kegiatan keagamaan masih banyak generasi muda belum berminat untuk bergabung. Oleh karena itu kami harap kedepannya sadar akan kewajiban menjaga kewajiban sebagai umat Hindu," pungkas Wiwin.




(dpe/hil)


Hide Ads