Polemik Lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' yang Diprotes Ulama-Warga Lamongan

Polemik Lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' yang Diprotes Ulama-Warga Lamongan

Tim detikJatim - detikJatim
Jumat, 12 Agu 2022 05:02 WIB
petilasan joko tingkir di Desa Pringgoboyo, Kecamatan Maduran Lamongan
Petilasan Joko Tingkir di Lamongan (Foto file: Eko Sudjarwo/detikJatim)
Surabaya -

Gaung ulama, tokoh masyarakat, warga Lamongan dan anggota dewan soal penolakan lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' kian menggema. Ulama menyebut penggunaan Joko Tingkir di lagu tersebut tidak pantas dan dianggap merendahkan sosok murid Raden Said atau Sunan Kalijaga.

Mereka tak terima nama guru ulama nusantara yang alim, kharismatik dan dihormati, diparodikan dalam lagu dangdut koplo. Apalagi, sosok Joko Tingkir memiliki kaitan erat dengan Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

Anggota DPRD Lamongan, Imam Fadli menceritakan, Gus Dur pernah berkisah soal sosok Joko Tingkir. Untuk itu, ia keberatan dengan penggunaan nama Joko Tingkir dalam lagu tersebut. Sebab, sosok Joko Tingkir adalah ulama dan raja besar yang dihormati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Imam mengungkapkan Joko Tingkir tidak hanya dikenal masyarakat Lamongan, tapi juga dikenal oleh masyarakat sebagai sosok yang menurunkan banyak orang alim di tanah Jawa.

petilasan joko tingkir di Desa Pringgoboyo, Kecamatan Maduran LamonganPetilasan Joko Tingkir di Lamongan/ Foto: Eko Sudjarwo

"Almarhum Gus Dur pernah berkisah tentang sosok Joko Tingkir yang tidak hanya Raja Pajang dan menantu Sultan Trenggono. Tapi juga sosok yang banyak menurunkan ulama di tanah Jawa," kata Imam, Rabu (10/8/2022).

ADVERTISEMENT

Sementara sesepuh Desa Pringgoboyo, Asy'ad mengaku petilasan ini kerap didatangi Gus Dur sebelum menjadi presiden.

"Sebelum dikenal sebagai makam Joko Tingkir, makam ini dikenal warga sebagai makam Mbah Anggungboyo," kata sesepuh Desa Pringgoboyo, Asy'ad kepada detikJatim, Kamis (11/8/2022).

Dia mengungkapkan, makam Ki Anggungboyo dipercaya sebagai makam Joko Tingkir. Selain itu, makam ini sudah lama ada dan semakin ramai ketika Gus Dur dan banyak kiai berziarah di sini.

"Tahun 80-an Gus Dur sudah pernah berkunjung ke sini dan berkat beliau lah kami tahu jika makam ini adalah makam Joko Tingkir," ujarnya.

Sementara Ketua Komisi Fatwa MUI Jatim, KH Makruf Khozin menyebut, hal yang wajar saat para ulama memprotes soal lirik Joko Tingkir.

"Kebetulan saya juga kalau di mobil nyetir sering dengar itu, liriknya 'Joko Tingkir Ngombe Dawet'. Jadi saya anggap wajar ketika sosok Gus Muwafiq dan ulama lain keberatan," kata ulama yang akrab disapa Kiai Makruf ini kepada detikJatim saat dikonfirmasi, Kamis (11/8/2022).

Menurut Kiai Makruf, sosok Joko Tingkir merupakan ulama dari tanah Jawa. Pihaknya menyarankan pencipta lagu untuk mengalah dan mencari sajak alternatif lain.

"Lebih baik mengalah saja, cari padanan kata yang tidak harus Joko Tingkir. Sisi positifnya kita tahu, Joko Tingkir salah satu ulama di tanah Jawa ini," imbuhnya.

petilasan joko tingkir di Desa Pringgoboyo, Kecamatan Maduran LamonganPintu masuk petilasan Joko Tingkir di Lamongan/ Foto: Eko Sudjarwo

Ia berharap, dengan kejadian ini, bisa menjadi pelajaran bagi banyak seniman untuk mempertimbangkan sajak khususnya yang menyangkut nama orang.

"Sebenarnya yang dikehendaki itu kan adalah sajaknya, dia ingin bersajak, Joko Tingkir ojok mikir (Jangan berfikir). Dia ingin bersajak, melantun, cuma sayangnya Joko Tingkir itu bukan hanya sebuah legenda nama, tapi seorang ulama," katanya.

"Selama ini orang-orang menganggap Joko Tingkir di film dan memegang pedang, lebih dari itu, Joko Tingkir sosok seorang ulama. Jadi tetap kemuliaan ya dijaga, dan bisa dijaga dengan mengganti redaksi kata yang lain," tandasnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan Siti Rubikah menyebut, petilasan Joko Tingkir memang ada di Desa Pringgoboyo, Kecamatan Maduran. Petilasan Joko Tingkir ini baru diketahui setelah almarhum Gus Dur pernah beberapa kali berziarah ke petilasan tersebut.

"Kisah tentang petilasan Joko Tingkir ini pernah disampaikan oleh almarhum Gus Dur dan hingga sekarang petilasan inipun masih ramai dikunjungi," tambahnya.



Hide Ads