Lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' yang tengah ramai didendangkan masyarakat, dianggap merendahkan sosok Joko Tingkir. Diketahui, Joko Tingkir merupakan sosok ulama besar.
Ia disebut sebagai guru para ulama di Nusantara. Selain itu, Joko Tingkir merupakan salah satu murid dari Raden Said alias Sunan Kalijaga.
Protes ini disampaikan para warga, kiai hingga tokoh di Lamongan. Mereka mengaku keberatan dengan lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet'. Mereka tak terima nama besar Joko Tingkir diparodikan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu seniman Lamongan Narto Widodo mengaku mendapat aduan tentang lagu itu dari warga dan juga pemuka agama. Mereka keberatan sosok Joko Tingkir diparodikan.
Keberatan para kiai tersebut, menurut Cak Narto, karena sosok Joko Tingkir dinilai telah direndahkan. Padahal Joko Tingkir merupakan tokoh ulama yang dihormati di Lamongan.
"Yang dipersoalkan para kiai itu adalah penggunaan kata Joko Tingkir dalam syair atau lirik lagu tersebut," ujar Cak Narto.
Cak Narto juga mengimbau masyarakat tidak menyanyikannya. Sebab lagu tersebut telah menggunakan sosok ulama yang dihormati di dalam liriknya.
"Memperhatikan saran dan masukan dari banyak kiai yang keberatan nama Joko Tingkir diparodikan, maka saya mengimbau pada seluruh artis dan seniman Lamongan untuk tidak menyanyikan lirik lagu tersebut sebagai bentuk takzim dan penghormatan kita kepada kiai dan juga sosok Joko Tingkir," kata Cak Narto.
Selain itu, Cak Narto mengatakan, jika memang masih ingin menyanyikan lagu tersebut, ia meminta agar lirik lagu tersebut diubah dengan menghilangkan nama 'Joko Tingkir'.
"Untuk aransemennya ini yang tetap kita pakai, tapi kata Joko Tingkir inilah yang kita ubah liriknya, karena yang membuat tersinggung para kiai ya karena liriknya ini," terang Cak Narto.
Anggota dewan kisahkan sosok Joko Tingkir ulama besar, di halaman selanjutnya!
Cak Narto berpendapat dengan mengubah lirik lagu tersebut atau tidak menyanyikan lagu itu pun para seniman juga tidak akan kehilangan rezeki. Cak Narto juga meminta maaf bila karena ketidaktahuannya terkait sejarah Joko Tingkir sehingga membuat gusar para kiai.
"Saya atas nama Seniman Lamongan memohon maaf bila sudah terlanjur menyanyikan lagu Joko Tingkir dan membuat para kiai gusar karena ketidaktahuan kami atau kebodohan kami tentang sosok Joko Tingkir," tandas Cak Narto.
Penolakan lagu 'Joko Tingkir Ngombe Dawet' tak hanya datang dari seniman Lamongan. Tapi juga dari anggota DPRD setempat. Salah satunya, yakni Imam Fadli.
Senada, ia juga keberatan dengan penggunaan nama Joko Tingkir. Sebab sosok Joko Tingkir adalah ulama dan raja besar yang dihormati.
Imam mengungkapkan Joko Tingkir tidak hanya dikenal oleh masyarakat Lamongan, tapi juga dikenal oleh masyarakat sebagai sosok yang menurunkan banyak orang alim di tanah Jawa.
Baca juga: Lirik Lagu Joko Tingkir Ngombe Dawet |
"Almarhum Gus Dur pernah berkisah tentang sosok Joko Tingkir yang tidak hanya raja Pajang dan menantu Sultan Trenggono tapi juga sosok yang banyak menurunkan ulama di tanah Jawa," kata Imam, Rabu (10/8/2022).
"Sosok Joko Tingkir ini menjadi salah satu tokoh yang dihormati kebesaran dan kehebatannya serta menjadi teladan bersama," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Lamongan Siti Rubikah enggan berkomentar terkait lagu Joko Tingkir itu. Rubikah hanya mengatakan, petilasan Joko Tingkir memang ada di Lamongan, tepatnya di Desa Pringgoboyo, Kecamatan Maduran.
Petilasan Joko Tingkir, lanjut Rubikah, baru diketahui setelah almarhum Gus Dur pernah beberapa kali berziarah ke petilasan tersebut.
"Kisah tentang petilasan Joko Tingkir ini pernah disampaikan oleh almarhum Gus Dur dan hingga sekarang petilasan inipun masih ramai dikunjungi," pungkasnya.