Mengenal Sang Proklamator Lewat Koleksi Perpusnas Bung Karno

Mengenal Sang Proklamator Lewat Koleksi Perpusnas Bung Karno

Erliana Riady - detikJatim
Kamis, 02 Jun 2022 12:50 WIB
Koleksi Perpusnas Bung Karno di Kota Blitar
Foto-foto berbagai ekspresi Bung Karno yang hanya bisa ditemui di Perpusnas Bung Karno, Kota Blitar. (Foto: Erliana Riady/detikjatim)
Kota Blitar -

Perpustakaan Proklamator Bung Karno ada di Kota Blitar, yang seringkali disebut Bumi Bung Karno. Perpustakaan itu menjadi media untuk mengenal lebih dekat sosok Sang Proklamator.

Perputakaan Bung Karno berlokasi di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar. Bangunan megah itu berdiri di atas lahan seluas 11,344 mΒ². Sebagian merupakan tanah hibah dari keluarga Pamoe Rahardjo, eks tentara PETA yang tinggal di kawasan itu dan sebagian tanah warga sekitar.

Bangunan tiga lantai yang satu areal dengan Makam Bung Karno (MBK) ini diresmikan Presiden Megawati pada 3 Juli 2004 silam. Pendanaan pembangunan Perpusnas Bung Karno ini gabungan dari Pemkot Blitar, Kementrian PUPR, dan Dinas PUPR Provinsi Jatim sebanyak Rp 13 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Koleksi Perpusnas Bung Karno di Kota BlitarPatung Bung Karno di Perpusnas Bung Karno, Kota Blitar. (Foto: Erliana Riady/detikJatim)

Perpusnas Bung Karno yang pengelolaannya berada di bawah Perpustakaan Nasional memiliki beragam koleksi ikonik Sang Proklamator Soekarno. Penggagas utama pembangunan Perpusnas BK adalah Djarot Saiful Hidayat yang menjabat Wali Kota Blitar periode 2000-2005.

ADVERTISEMENT

Tujuannya, saat itu, untuk membumikan gagasan dan ajaran Nasionalisme Soekarno ke generasi berikutnya. Saat ini, bangunan Perpusnas BK diperluas terus ke belakang. Gedung berkaca nanmegah itu berdiri kokoh di sisi tenggara Makam Bung Karno. Namun saat ini belum difungsikan.

Pustakawan Ahli Muda Perpusnas Bung Karno Hendriyanto mengatakan perluasan bangunan itu sebagai penambah media edukasi dan wawasan kebangsaan bagi generasi yang akan datang.

"Belum kami fungsikan. Nunggu diresmikan dulu. Bangunan itu nantinya akan menambah media edukasi dan literasi untuk lebih mendekatkan dan mengenalkan sosok Bung Karno bagi generasi mendatang," katanya, Kamis (2/6/2022).

Selama Juni yang identik dengan Bulan Bung Karno banyak kegiatan yang dilaksanakan di Perpusnas Bung Karno. Kemarin ada gelaran Kenduri Pancasila dan rencananya besok akan digelar Sarasehan Kebangsaan.

Koleksi Perpusnas Bung Karno di Kota BlitarKeris Kiai Sekar Jagad milik Bung Karno di Perpusnas Bung Karno, Kota Blitar. (Foto: Erliana Riady/detikJatim)

Selain itu, di tempat ini pengunjung bisa menelusuri beragam rekam jejak Soekarno sejak muda, saat mulai berorganisasi, masa perjuangan, hingga menjadi pemimpin. Koleksi Perpusnas Bung Karno tak hanya buku, tapi juga foto, lukisan, dan film dokumenter tentang Bung Karno.

"Saat ini koleksi kami ada 40 lukisan, 504 buku. Koleksi khusus Bung Karno sebanyak 2.700 judul dan koleksi umum sebanyak 125.597 judul," kata Hendri.

Beberapa koleksi yang menjadi pusat perhatian pengunjung di antaranya lukisan Soekarno yang bagian dada sebelah kiri seperti berdetak. Lalu ada Keris Kiai Sekar Jagad dan Gong Kiai Djimat. Kedua benda itu disebut-sebut merupakan pusaka milik Bung Karno.

Pusaka itu dipajang di lantai satu Perpusnas Bung Karno di ruang memorabilia. Gong Kiai Djimat disimpan di pojok kanan ruangan, sedangkan Keris Kiai Sekar Jagad berwarna kuning keemasan dipajang di kotak kaca persegi panjang setinggi 2 meter yang bagian atas kotak itu ditutup kayu tebal berbentuk segi empat.

Berdasarkan deskripsi katalog digital di Perpusnas Bung Karno, keris "Kiai Sekar Jagad" itu adalah benda pusaka Bung Karno yang biasa digunakan sebagai pegangan saat melakukan kunjungan kedinasan atau lawatan ke dalam dan ke luar negeri.

Koleksi Perpusnas Bung Karno di Kota BlitarMustika Rasa buku karangan Bung Karno tentang Kuliner Nusantara. Koleksi Perpusnas Bung Karno di Kota Blitar. (Foto: Erliana Riady/detikJatim)

Terpajang juga di lokasi itu baju dan tas koper kayu yang dibawa Soekarno saat diasingkan ke Ende oleh Belanda, juga uang kertas emisi tahun 1964 yang jika diletakkan di telapak tangan bisa menggulung sendiri. Serta beragam foto ekspresi Soekarno yang hanya bisa dilihat di tempat ini.

Tak hanya itu, terdapat pula buku karya Bung Karno tentang warisan kuliner Nusantara. Buku berisi resep masakan itu diberi judul Mustika Rasa.

"Presiden Soekarno merancang sebuah buku yang memuat resep masakan asli Indonesia. Buku itu berjudul Mustika Rasa yang diterbitkan pada 1967. Kami simpan dan bisa dipelajari semua warga Indonesia yang berminat membacanya," ujarnya.




(dpe/dte)


Hide Ads