Video klip lagu Iclik Cinta yang berlatar Perpusnas Bung Karno di Blitar menuai kontroversi dan berujung pada pemanggilan polisi. Video tersebut dianggap tidak pantas, memicu kecaman publik, hingga permintaan maaf dari penyanyi Mala Agatha dan manajemennya.
Berikut lima fakta seputar kontroversi ini:
1. Mala Agatha Dipanggil Polisi, Icha Cellow Absen
Satreskrim Polres Blitar Kota memanggil kedua penyanyi dalam video tersebut, tetapi hanya Mala Agatha yang hadir. Ia datang bersama manajemennya pada Sabtu (15/3).
"Sudah (datang ke Satreskrim Polres Blitar Kota), sama aku. Iya benar dimintai keterangan," kata perwakilan manajemen Mala Agatha, Whily.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Video Klip Direkam Tanpa Izin Perpusnas Bung Karno
Pihak Perpusnas Bung Karno mengungkapkan bahwa syuting video klip dilakukan tanpa izin resmi. Hal ini pertama kali terungkap melalui laporan warganet yang mengirim DM ke akun Instagram Perpusnas.
"Tidak ada izin. Kami tahu pertama kali itu karena ada followers Instagram yang mengirim DM (direct message) video musik tersebut. Setelah itu ramai dibahas," ujar Ardha, perwakilan Kepala Perpusnas Bung Karno.
3. Mala Agatha Minta Maaf di Instagram
Setelah menuai kecaman, Mala Agatha mengunggah video permintaan maaf di akun Instagram pribadinya. Video berdurasi 1 menit itu telah ditonton lebih dari 205 ribu kali dan mendapat ribuan komentar.
"Saya atas nama pribadi dan manajemen meminta maaf kepada Perpustakaan Bung Karno, warga Blitar, dan masyarakat Indonesia secara umum. Saya minta maaf atas kesalahan ini. Kami tidak bermaksud menyinggung siapa pun," kata Mala dalam video tersebut.
4. Manajemen: Video Sudah Diturunkan
Manajemen Mala Agatha memastikan bahwa video kontroversial itu sudah di-take down dan diganti dengan versi lain. Mereka juga telah meminta maaf secara langsung kepada pihak Perpusnas Bung Karno.
"Sudah, kami sudah meminta maaf kepada Perpusnas, masyarakat Kota Blitar dan masyarakat Indonesia. Kami juga sudah take down video itu, diganti dengan yang lain. Insyaallah sudah clear," ujar Whily.
5. GMNI Blitar Lapor Polisi
Sebelumnya, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Blitar ikut mengecam video tersebut dan melaporkannya ke polisi. Mereka menilai video itu mencemarkan nilai sejarah dan budaya yang melekat pada Perpusnas Bung Karno.
"Makam Bung Karno adalah simbol perjuangan dan pengorbanan yang telah memberikan banyak arti bagi bangsa Indonesia," kata Ketua DPC GMNI Blitar, Vita Nerizza Permai.
(hil/hil)