Ini 4 Tradisi Lebaran di Banyuwangi, Mulai Barong hingga Puter Kayun

Ini 4 Tradisi Lebaran di Banyuwangi, Mulai Barong hingga Puter Kayun

Ardian Fanani - detikJatim
Senin, 02 Mei 2022 11:37 WIB
tradisi di banyuwangi selama lebaran
Tradisi Puter Kayun di Banyuwangi (Foto: Ardian Fanani)
Banyuwangi -

Momen lebaran pastinya ditunggu-tunggu oleh warga Banyuwangi. Tak hanya merayakan lebaran saja, namun warga juga menunggu ritual yang digelar selama perayaan lebaran. Hal ini kemudian menjadi atraksi wisata tersendiri saat mudik di Banyuwangi.

Apa saja ritual dan tradisi di Banyuwangi selama lebaran?

1. Barong Ider Bumi

tradisi di banyuwangi selama lebaranFoto: Ardian Fanani

Barong Ider Bumi adalah sebuah tradisi ritual tolak bala oleh Suku Osing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Barong Ider Bumi digelar tiap hari kedua lebaran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam ritual Barong Ider Bumi tersebut, barong diarak keliling desa. Arak-arakannya diiringi nyanyian macapat (tembang Jawa) yang berisi doa dan pemujaan terhadap Tuhan. Barong yang diarak pun tak sembarang Barong, karena Barong ini diperkirakan berusia ratusan tahun.

Ider berarti berkeliling kemana-mana. Sementara bumi artinya jagat atau tempat berpijak. Dari arti kedua kata tersebut dapat dimengerti bahwa Ider Bumi dimaksudkan sebagai kegiatan mengelilingi tempat berpijak atau bumi. Jadi, sesuai dengan namanya, inti dari ritual Barong Ider Bumi adalah mengarak barong memutari desa.

ADVERTISEMENT

Menurut tokoh adat setempat, Suhaimi, kegiatan ini harus dilakukan karena merupakan tradisi leluhur. Acara ini pun, kata Suhaimi sesuai dengan cerita para leluhur dahulu, yang mengusir pagebluk dan mara bahaya dengan acara ritual ider bumi.

"Kami menggelar acara sesuai dengan adat kami. Hanya arak-arakan barong saja. Ini dipercaya sebagai bentuk pelestarian budaya dan memegang teguh tradisi kuno," ujar Suhaimi kepada detikJatim.

2. Tarian Seblang Olehsari

tradisi di banyuwangi selama lebaranFoto: Ardian Fanani

Tarian Seblang Olehsari yang juga ritual setiap bulan Syawal juga akan digelar. Tarian Seblang akan digelar di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah. Tradisi Seblang yang digelar setiap awal bulan Syawal, biasanya dimulai sejak 3 Syawal, dipercaya bisa menghilangkan mara bahaya dan pagebluk.

Ritual Seblang terbilang unik. Penarinya menggunakan mahkota dari untaian daun pisang dan aneka bunga yang disebut masyarakat Olehsari Banyuwangi sebagai Omprok. Penarinya, adalah seseorang perempuan muda, menari dalam kondisi kerasukan arwah leluhur.

"Ritual Seblang diawali dengan selamatan di empat titik. Dua di antaranya makam sesepuh desa setempat, Ki Buyut Ketut dan Ki Buyut Cili," jelas Kadispar Banyuwangi MY Bramuda.

Sebelumnya penari telah ditunjuk leluhur melalui mediasi makhluk halus. Gadis yang telah ditunjuk ini akan menari-nari dengan mata tertutup di pentas bundar mengikuti iringan musik tradisional Banyuwangi. Ritualnya digelar selama 7 hari berturut-turut, biasanya dimulai pukul 14.30 hingga menjelang magrib.

"Ini sudah tradisi turun-temurun. Konon sudah dimulai sejak tahun 1930-an," pungkas Bramuda.

3. Lebaran Kupat

tradisi di banyuwangi selama lebaranFoto: Ardian Fanani

Ketika Bulan Syawal tiba, umumnya masyarakat Jawa mengenal dua kali pelaksanaan lebaran. Diantaranya Idul Fitri yang dilaksanakan tepat pada tanggal 1 Syawal dan lebaran ketupat yang diperingati satu pekan setelahnya. Di Banyuwangi, lebaran ketupat dimeriahkan dengan berbagai acara.

Namun yang awam dilakukan, adalah menggelar selamatan di musala ataupun masjid setempat. Mereka makan ketupat bersama dan membacakan doa-doa.

Ketupat merupakan panganan dari beras yang dimasak dalam jalinan janur atau daun kelapa muda. Bentuknya beragam, ada yang segi empat, segi tiga, dan sebagainya. Untuk menikmati ketupat, biasanya disediakan pula gulai atau sayuran. Di Banyuwangi pasti akan ditambahi telur cit atau telur petis untuk menambah rasa nikmat kuliner satu ini.

Namun ada pula momen ritual yang dilakukan oleh warga Desa Temuguruh, Kecamatan Sempu. Mereka menggelar Pawai Grebeg Syawal Sewu Kupat. Berbagai miniatur bangunan yang disusun dari ribuan ketupat diarak warga di sepanjang jalan. Ada pula gunungan ketupat yang digotong oleh pemuda setempat keliling kampung.

4. Puter Kayun

tradisi di banyuwangi selama lebaranFoto: Ardian Fanani

Puter Kayun merupakan tradisi warga Boyolangu, Kecamatan Giri, saat memasuki hari ke sepuluh, Bulan Syawal.

Sebagai ungkapan syukur atas limpahan rezeki sepanjang tahun, keluarga kusir dokar (Kereta kuda) warga Kelurahan Boyolangu Kecamatan Giri, menggelar tradisi puter kayun. Mereka berpawai keliling kota menggunakan dokar menuju Pantai Watu Dodol.

Konon tradisi yang digelar sejak dulu kala dilakukan tiap tahun oleh keluarga kusir untuk merayakan lebaran. Sebab saat hari lebaran, mereka sibuk melayani jasa angkutan warga.

Puluhan dokar dihias semenarik mungkin, dengan warna dominan kuning keemasan dan ornamen janur kuning mengelilingi atap dokar.

"Tradisi puter kayun memang sangat ditunggu-tunggu keluarga kusir, perayaan digelar dihari sepuluh lebaran atau tanggal 10 bulan Syawal. Tradisi ini kemudian diikuti oleh masyarakat Banyuwangi," ujar Samsul Hadi, salah satu tokoh masyarakat Boyolangu.

Setelah berkeliling kota, iring-iringan dokar ini menuju pantai Watu Dodol Kecamatan Kalipuro. Satu per satu mereka turun dari dokar menuju pantai. Sambil menyiapkan hidangan kupat sayur, mereka menikmati bekal yang dibawa dari rumah sambil melihat pemandangan pantai.




(iwd/iwd)


Hide Ads