Berkah Ramadhan Perajin Kain Tenun Lamongan Cuan Ratusan Juta

Berkah Ramadhan Perajin Kain Tenun Lamongan Cuan Ratusan Juta

Eko Sudjarwo - detikJatim
Selasa, 11 Apr 2023 08:20 WIB
Pelanggan menyerbu rumah tenun di Lamongan jelang lebaran
Foto: Pelanggan menyerbu rumah tenun di Lamongan jelang lebaran (Eko Sudjarwo/detikJatim)
Lamongan -

Bulan Ramadhan menjadi berkah bagi perajin tenun di Desa Parengan, Maduran, Lamongan. Pembeli yang datang ke toko naik hingga tiga kali lipat.

"Untuk kain tenun yang terjual perbulan sudah mencapai 3 ribu buah," kata Miftahul Khoiri, pemilik rumah tenun saat di tokonya, Selasa (11/4/2024).

Pesanan kain tenun ikat Parengan ini, jelas dia, tidak hanya datang dari Lamongan saja, hampir dari berbagai daerah. Bahkan mulai dari Gubernur Khofifah hingga kalangan artis datang ke desanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Miftahul kain tenun Parengan Lamongan diminati karena memiliki ciri khas. Ini karena bahan kain yang lebih halus dan tidak begitu tebal.

"Banyak kalangan artis yang memakai kain tenun yang kami produksi, ada Ivan Gunawan, Krisdayanti dan lainnya. Perkumpulan asosiasi desainer Jawa Bali 90 persen memakai tenun ikat buatan kami," terangnya.

ADVERTISEMENT

Miftahul bersyukur karena banjirnya pesanan membuat dirinya dan perajin lainnya cuan hingga ratusan juta. Terlebih saat ini menjelang lebaran

"Alhamdulillah, omzet dalam sebulan mencapai ratusan juta dan ini menjelang lebaran ini juga ada banyak permintaan pesanan, baik dari wilayah Jatim dan masyarakat di luar daerah," jelasnya.

Saat ini, sarung tenun buatannya ini juga sudah merambah pasar luar negeri. Kain tenun ini sudah dimintai oleh sebagian orang-orang yang berada di negara-negara timur tengah, Somalia dan Malaysia. Meski begitu, Miftahul lebih mengutamakan penjualan di dalam negeri.

"Selagi permintaan dalam negeri masih ada, kita utamakan terlebih dahulu yang di dalam negeri, baru kalau yang didalam negeri terpenuhi kita lakukan impor ke beberapa negara, seperti Timur tengah, Somalia dan Malaysia," tuturnya.

Dia menjelaskan ada 3 jenis kain tenun yang selama ini diminati para pelanggannya. Pertama jenis tenun ikat, dobi dan tenun songket.

"Dari tiga jenis kain yang kami produksi ini, yang paling banyak diminati oleh masyarakat adalah jenis kain tenun ikat," terangnya.

Tenun ikat Parengan sendiri telah ada sejak masa kolonial. Sedangkan mulai diproduksi dan dikenalkan ke masyarakat sejak 1965. Saat ini, ada 200 orang yang bekerja di rumah produksi miliknya. Para pekerja itu kini tengah disibukkan dengan banyaknya permintaan kain tenun.

"Tenun ikat ini diminati karena harganya yang relatif murah dan cara pembuatannya tidak rumit serta banyak pekerja yang mengerjakan sedangkan untuk tenun dobi dan tenun songket ini pengerjaannya lumayan sulit dan harganya pun lebih mahal dari tenun ikat," tandasnya.




(abq/fat)


Hide Ads