Berkah Kemarau Bikin Petani Tembakau Lumajang Raup Cuan Ratusan Juta

Berkah Kemarau Bikin Petani Tembakau Lumajang Raup Cuan Ratusan Juta

Nurhadi Wicaksono - detikJatim
Kamis, 12 Sep 2024 09:53 WIB
Petani tembakau Lumajang cuan ratusan juta
Petani tembakau Lumajang cuan ratusan juta (Foto: Nurhadi Wicaksono/detikJatim)
Lumajang -

Teriknya sinar matahari membawa berkah tersendiri bagi para petani tembakau di Lumajang, Jawa Timur. Kondisi musim kemarau ini memengaruhi kualitas daun tembakau. Cuaca panas juga membantu proses pengeringan daun tembakau berjalan lebih cepat dan menghasilkan kualitas tembakau lebih bagus.

Keuntungan tersebut dirasakan para petani tembakau di Kecamatan Kunir, Lumajang. Para petani tmpak bahagia melihat tembakau jenis white burley tumbuh sumbur hingga waktu musim panen tiba.

Seperti yang dirasakan Sulasmono (60), petani tembakau di Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Lumajang. Di lahan 1,5 hektare, ia bisa memanen hingga 5,1 ton tembakau white burley. Harga tembakau tahun ini mencapai Rp 60.000 per kilogram membuat Sulasmono bisa meraup cuan hingga Rp 200 juta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Musim kemarau membuat kualitas tembakau bagus. Di lahan 1,5 hektare ini bisa dapat 5,1 ton sehingga pendapatannya ya sekitar Rp 200 juta," ujar salah satu petani tembakau Sulasmono kepada detikJatim, Kamis (12/9/2024).

Hal yang sama juga dirasakan Sukarno (55), warga Desa Jatigono, Kecamatan Kunir, Lumajang.

ADVERTISEMENT

"Saya menanam tembakau jenis white burley alhamdulillah tahun ini bagus bisa mencapai 1,5 ton di lahan setengah hektare. Dengan harga Rp 60.000 ya bisa dapat Rp 90 jutaan," ujar Sukarno.

Menurut Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Lumajang, musim kemarau ini ternyata juga berdampak pada naiknya jumlah petani tembakau serta meluasnya lahan tanaman tembakau. Di tahun 2023, luas lahan petani tembakau di Kabupaten Lumajang sekitar 888 hektare, namun tahun 2024 ini mencapai 1.220 hektare.

"Tahun ini luas lahan yang ditanami tembakau ada peningkatan dibandingkan tahun lalu. Jika tahun 2023 sekitar 888 hektar tahun ini menjadi 1.220 hektare," pungkas Ketua APTI Lumajang Dwi Wahyono.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads