Rawan! Mitigasi Gempa Secepat Mungkin
Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang dapat terjadi kapan saja di wilayah rawan gempa. Hingga saat ini, belum ada teknologi yang mampu memprediksi waktu dan lokasi gempa secara akurat.
Sehingga, penting bagi kita untuk memahami apa itu gempa bumi beserta karakteristiknya. Selain menambah wawasan, pengetahuan ini juga membantu kita mengantisipasi risiko cedera atau kehilangan nyawa.
Untuk itu, mengetahui langkah-langkah penyelamatan diri yang tepat sangat penting sebagai bentuk antisipasi mandiri. Beberapa tips dapat diterapkan mulai dari sebelum, saat, hingga setelah gempa bumi terjadi, dengan tujuan melindungi diri sendiri serta orang-orang terdekat dari bahaya yang ditimbulkan gempa.
Kenali Dulu Apa Itu Gempa Bumi
Gempa adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba. Gempa biasanya ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.
Akumulasi energi penyebab terjadinya gempa bumi dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan tersebut dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempa bumi. Maka dari itu, efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Apakah Indonesia Rawan Gempa Bumi?
Indonesia merupakan wilayah yang berada di jalur Ring of Fire, kawasan yang dikelilingi sabuk gunung berapi aktif dan lempeng tektonik. Jalur pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Kondisi geografis inilah yang membuat Indonesia sangat rentan bencana alam, salah satunya gempa bumi. Melansir BMKG dalam situs resminya, lempeng Indo-Australia bergerak relatif ke arah utara dan menyusup ke dalam lempeng Eurasia. Sementara itu, lempeng Pasifik relatif ke arah barat.
Nah, jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempa bumi besar dengan kedalaman yang dangkal, maka akan berpotensi menimbulkan tsunami. Jadi, bisa dikatakan, wilayah Indonesia rawan terjadi gempa bumi sekaligus tsunami.
Di antara gempa bumi dan tsunami, terdapat selang waktu yang dapat digunakan BMKG untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana tsunami menggunakan Sistem Peringatan Dini Tsunami (Early Warning System/Ina-TEWS).
Gempa bumi yang terjadi mengakibatkan beberapa kondisi serius atau bencana alam lainnya. Pasti pernah merasakan guncangan yang terjadi secara tiba-tiba, itu yang disebut dengan getaran atau guncangan tanah (ground shaking).
Selain itu, gempa bumi juga mengakibatkan likuifaksi (liquifaction), tanah longsor, tsunami, atau bahasa sekunder seperti arus pendek, gas bocor yang menyebabkan kebakaran, dan lain-lain.
Apa Itu Mitigasi Gempa Bumi?
Mitigasi gempa bumi adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko dan dampak dari bencana gempa bumi. Mitigasi bertujuan meminimalisir kerugian yang berdampak baik dari segi jiwa, harta benda, infrastruktur, hingga nyawa.
BNPB bersama BMKG dan BPBD di daerah menjadi lembaga yang bertanggung jawab dalam merancang, mengawasi, dan melaksanakan program mitigasi ini. Dalam Undang-Undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, mitigasi disebut sebagai bagian dari pengelolaan risiko bencana.
Meski demikian, penting mengetahui sejak dini bagaimana mitigasi gempa agar lebih siap di segala kondisi dan tahu apa yang harus dilakukan untuk penyelamatan diri sendiri dan orang lain. Jadi, bukan hanya soal reaksi saat bencana terjadi, tetapi bagaimana mempersiapkan dari agar dampaknya bisa ditekan sekecil mungkin.
Sebelum Terjadi Gempa Bumi, Apa Antisipasinya?
Siap siaga adalah kunci untuk bertahan hidup. Langkah-langkah preventif sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat ketika sudah mengenali gempa yang terjadi bisa langsung bertindak cepat. Tetapi langkah yang tepat juga sangat penting agar menghindari dari segala risiko yang sudah disebutkan sebelumnya.
1. Mengenal dan Memahami Risiko Gempa
Pengetahuan tentang gempa bumi merupakan hal penting, terutama seperti apa bahayanya. Periksa terlebih dahulu apakah lokasi rumah berada di wilayah yang rawan gempa, longsor, atau likuefaksi. Jika iya, bisa melakukan renovasi sesegera mungkin agar bangunan lebih tahan terhadap guncangan.
2. Pahami Tata Letak Tempat Beraktivitas
Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena kita tidak tahu gempa akan terjadi kapan dan saat kita berada di mana. Jadi, sebisa mungkin mengenali posisi pintu darurat, tangga, dan lift rumah maupun kantor untuk jalur evakuasi. Pastikan juga tahu di mana tempat paling aman untuk berlindung.
Jika di tempat tersebut terdapat alat pemadam kebakaran atau pertolongan P3K, bisa mulai melatih diri dengan memahami dasar-dasar penggunaan hingga melakukan pertolongan pertama. Simpan juga nomor-nomor penting seperti pemadam kebakaran, ambulans, dan BPBD.
3. Atur Interior Rumah atau Tempat Kerja
Tatanan furnitur dapat disesuaikan agar tidak mudah roboh saat gempa. Lemari, rak, dan kabinet tinggi yang berpotensi roboh sebaiknya dipaku atau diikat ke dinding sehingga dapat menopang furnitur saat gempa. Apabila ada barang berat, sebaiknya letakkan atau disimpan di bagian bawah agar tidak jatuh saat guncangan terjadi.
4. Cegah Potensi Kebakaran
Biasakan untuk mematikan listrik, air, dan gas saat tidak digunakan untuk menghindari risiko korsleting atau kebocoran. Hal ini juga penting saat gempa terjadi agar tidak terjadi kebakaran.
5. Menyiapkan Perlengkapan Darurat
Ini sangat penting terutama bagi yang tinggal atau beraktivitas di daerah rawan gempa bumi. Bisa menyiapkan beberapa barang penting seperti kotak P3K, senter atau lampu baterai, radio portable untuk mendengarkan informasi darurat, dan persediaan air bersih, sekaligus makanan ringan yang tahan lama.
Saat Terjadi Gempa, Jangan Panik dan Lakukan Ini
Jika terlambat mengenali gempa bumi dan belum sempat untuk mengevakuasi diri, tetap tenang agar tetap mampu mengambil langkah yang tepat. Berikut panduan tindakan yang perlu dilakukan saat gempa bumi terjadi.
1. Jika Gempa Terjadi Saat Berada di Dalam Bangunan
- Berlindung di bawah meja atau permukaan yang kuat, ini dapat membantu kepala terhindar dari reruntuhan.
- Hindari berdiri dekat jendela, lemari, atau benda yang mudah roboh.
- Tetap tenang dan jangan panik, jangan terburu-buru untuk keluar sebelum kondisi aman.
- Jika memungkinkan, segera mengevakuasi diri ke luar bangunan setelah guncangan utama selesai.
2. Jika Berada di Luar Ruangan
- Anda dapat menjauh dari bangunan, pohon, tiang listrik, atau benda tinggi lainnya.
- Hindari juga berdiri di atas retakan tanah atau jalanan yang tampak tidak stabil.
3. Jika Sedang Berkendara di Dalam Mobil
- Menghentikan kendaraan di tempat terbuka yang aman serta hindari untuk parkir di bawah jembatan atau dekat gunung tinggi.
- Nyalakan lampu hazard sebagai tanda darurat dan tetap tenang.
- Tunggu guncangan sampai reda terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan.
4. Jika Berada di Pantai
- Segera menjauh dari garis pantai karena gempa di laut berpotensi memicu tsunami.
- Segera menuju ke tempat yang lebih tinggi dan aman.
5. Jika Berada di Pegunungan
- Saat guncangan terjadi, hindari lereng atau tebing curam yang rawan longsor.
- Tetap waspada terhadap suara retakan tanah atau bebatuan.
Gempa Sudah Berhenti, Harus Apa?
Setelah gempa terjadi, penting untuk waspada potensi gempa susulan, kerusakan bangunan, dan risiko lain. Gempa mungkin sudah berhenti, tetapi alangkah baiknya tidak gegabah karena bahayanya belum usai. Terdapat langkah-langkah yang sebaiknya diikuti untuk menjaga keselamatan diri dan orang di sekitar.
1. Evakuasi dengan Tertib
- Keluar dari bangunan dengan tenang.
- Hindari penggunaan lift atau eskalator tetapi gunakan tangga biasa untuk evakuasi.
- Perikasa kondisi orang sekitar, segera lakukan pertolongan pertama jika ada korban luka.
2. Cek Kondisi Lingkungan Sekitar
- Periksa apakah terjadi kebakaran, kebocoran gas, atau kerusakan listrik.
- Segera matikan listrik untuk memutus arus dan jangan menyalakan api jika mencium bau gas.
- Segera melapor pihak berwenang jika terdapat kerusakan atau potensi bahaya.
3. Jangan Masuk ke Bangunan Rusak
- Hindari bangunan yang tampak retak atau miring karena berpotensi roboh saat gempa susulan, sebaiknya pergi ke ruangan terbuka jika tidak ada bangunan kokoh di sekitar.
- Tetap tenang dan tunggu evakuasi dari petugas SAR atau BPBD sebelum masuk kembali.
4. Dengarkan Informasi Resmi
- Untuk mendapatkan update terkait gempa susulan atau instruksi evakuasi, gunakan radio, televisi, atau kanal resmi pemerintah.
- Hindari menyebarkan hoaks atau informasi yang tidak jelas sumbernya agar tidak memicu kepanikan massal atau memicu orang lain melakukan langkah yang salah.
5. Isi Formulir atau Angket Kerusakan
- Mengisi data kerusakan atau dampak gempa sebagai bagian dari pendataan nasional jika diminta oleh pemerintah atau instansi terkait.
6. Tetap Tenang dan Berdoa
- Jaga kondisi fisik dan mental dengan cara tetap tenang dan jangan panik.
- Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk diberikan keselamatan dan kekuatan menghadapi situasi sulit.
Itulah mitigasi bencana gempa bumi yang penting bagi tiap individu untuk memahami dan mempraktikkan langkah-langkah yang tepat menghadapi gempa. Dengan menerapkan mitigasi sesuai langkah yang tepat, maka akan meminimalisir risiko cedera, kerusakan, maupun kerugian lainnya.
Jadikan mitigasi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Hal utama dari bertahan hidup adalah pemahaman yang baik agar dapat siap, serta tanggap menghadapi bencana secara tepat. Selain itu, dengan pemahaman mitigasi, juga bisa mengedukasi orang terdekat sebagai bagian dari melindungi satu sama lain.
Simak Video "Video Tito Sebut Ada Pemda Nggak Kompak Koordinasi Antisipasi Bencana"
(hil/irb)