Madura Rawan Gempa dan Tsunami, BMKG Ingatkan Warga Siaga

Madura Rawan Gempa dan Tsunami, BMKG Ingatkan Warga Siaga

Akhmad Zaini Zen - detikJatim
Rabu, 01 Okt 2025 14:45 WIB
Kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG) di Kabupaten Pamekasan.
Kegiatan Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG) di Kabupaten Pamekasan. Foto: Akhmad Zaini Zen/detikJatim
Sumenep -

Pulau Madura dan sekitarnya termasuk kawasan rawan gempa bumi dan tsunami. Sejarah mencatat beberapa gempa pernah dirasakan di wilayah ini, dan potensi bencana serupa masih tetap ada hingga kini. Untuk itu, BMKG mengingatkan masyarakat agar selalu waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan sejak dini.

Gempabumi tektonik terjadi akibat pergerakan lempeng bumi dan bisa menimbulkan dampak serius, seperti tanah longsor, likuifaksi, kebakaran, runtuhan bangunan, bahkan tsunami. Karena itu, pemahaman risiko dan latihan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk meminimalkan korban dan kerusakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Stasiun Geofisika Pasuruan Suwardi, menjelaskan, Jawa Timur, termasuk Kabupaten Pamekasan, memiliki aktivitas tektonik yang dipengaruhi Sesar Rembang-Madura-Kangean-Sakala (RMKS) dan sesar aktif lain yang belum sepenuhnya teridentifikasi. Untuk gempa dengan kedalaman menengah dan dalam, frekuensinya lebih jarang, yang dipicu oleh pergerakan subduksi Lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

"Sejarah kegempaan mencatat, sepanjang 2009 hingga Agustus 2025, Pamekasan mengalami dua kali gempa dirasakan dengan magnitudo 3,3 dan 3,5. Meski tidak menimbulkan kerusakan, masyarakat harus tetap waspada," jelas Suwardi.

ADVERTISEMENT

Sebagai langkah antisipasi, Stasiun Geofisika Pasuruan BMKG bersama pemerintah daerah menggelar Sekolah Lapang Gempa Bumi dan Tsunami (SLG) di Pamekasan pada Selasa (30/9/2025).

Kegiatan ini diikuti 45 peserta dari berbagai unsur, mulai aparat TNI-Polri, BPBD, Forkopimda, sekolah rawan gempa, hingga relawan dan media. Peserta mendapatkan pembekalan teori mengenai potensi kegempaan dan tsunami, sistem peringatan dini BMKG, serta simulasi skenario gempa magnitudo 6,7 di Pamekasan.

"Kegiatan SLG ini meliputi sesi paparan dan diskusi mengenai potensi kegempaan dan tsunami di wilayah Pamekasan, sistem dan produk peringatan dini tsunami BMKG, kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami," terang Suwardi.

BMKG menegaskan, kesiapsiagaan sejak dini adalah kunci untuk menghadapi potensi gempa kuat yang bisa berdampak luas, termasuk di luar Madura. Dengan pengetahuan dan latihan yang rutin, masyarakat diharapkan semakin tangguh dan siap menghadapi risiko bencana.

"Melalui kegiatan ini kami ingin memastikan informasi dari BMKG bisa dipahami, ditindaklanjuti, serta melatih keterampilan evakuasi mandiri," ungkap Suwardi.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads