Keputusan Karmin alias Pak Soleh (71) dan Simpen (56) hidup di dasar Jurang Gembolo, Mojokerto mengejutkan anak-anak mereka. Selama 22 tahun, anak-anak mereka ingin pasangan suami istri ini pulang kampung.
Karmin dan Simpen mempunyai 5 anak, tapi anak ketiga mereka meninggal karena kecelakaan kerja. Keempat anaknya sudah berumah tangga dan mempunyai rumah sendiri-sendiri. Karmin juga mempunyai rumah yang layak di Dusun/Desa Centong, RT 3 RW 1, Gondang, Mojokerto.
Empat anak Karmin kini tinggal di Dusun Jaten, Desa Selotapak, Trawas, Mojokerto, di Dusun Jatirejo, Desa Centong, Gondang, Mojokerto, di Dusun Sambilawang, Desa Sawo, Kutorejo, Mojokerto, serta di Desa Nogosari, Pacet, Mojokerto.
Anak Sulung Karmin, M Soleh (48) mengaku tidak tahu proses hijrah orang tuanya ke Jurang Gembolo tahun 2003 silam. Sebab saat itu, ia dirawat orang tua angkatnya di Bali. Begitu pulang kampung sekitar tahun 2010, ia dibuat kaget karena bapak dan ibunya tinggal di dalam hutan.
"Sampai sekarang tidak bosan-bosannya saya menyuruh pulang. Tapi beliau tidak mau, repotnya di situ," terangnya kepada detikJatim, Rabu (3/12/2025).
Awal pulang ke Mojokerto, Soleh sampai menginap 2 malam di rumah Karmin dan Simpen di dasar Jurang Gembolo. Ketika itu, ia berusaha merayu agar orang tuanya tersebut bersedia keluar dari hutan. Namun sampai sekarang, upayanya belum membuahkan hasil.
"Selanjutnya sering saya bermalam di sana. Kemudian beliau tidak merespons. Saya coba setiap (Karmin) pulang ke Centong saya rayu. Harapan kami memang beliau harus pulang. Karena beliau sudah tua, dari segi tenaga sudah tak sekuat dulu," jelasnya.
(auh/abq)