Hujan abu vulkanik akibat awan panas guguran (APG) Gunung Semeru berjatuhan di sejumlah yang ada di 2 wilayah di Kecamatan Pronojiwo maupun Kecamatan Candipuro, Lumajang. Suasana menjadi gelap akibat abu dan jarak pandang menjadi sangat terbatas.
Peristiwa hujan abu yang terjadi hingga Rabu (19/11/2025) petang ini membuat aktivitas warga terdampak terganggu. Akibat abu yang sangat tebal ini jarak pandang hanya mencapai 10 meter hingga 15 meter saja. Sangat berbahaya untuk warga yang berkendara.
Sulika, salah satu warga Desa Menanggal mengaku mendengar suara keras pukul 17.00 WIB. Setelah itu guguran awan panas menyembur ke atas dan warga berlarian keluar meninggalkan rumah.
Sebagai salah satu warga warga Desa Kamar A dan warga terdampak erupsi tahun 2022 yang menghuni perumahan rakyat yang dibangun pemerintah pusat di Desa Menanggal, Kecamatan Candipuro, Sulika mengatakan warga setempat panik dan memilih mengungsi ke rumah sanak keluarganya.
"Warga yang berada di perumahan khusus warga terdampak erupsi tahun 2022 kemarin berhamburan keluar rumah dan lari mengungsi ke rumah saudara, karena trauma dengan peristiwa erupsi sebelumnya. Saat ini hujan deras di wilayah Kecamatan Candipuro," kata Sulika kepada detikJatim.
Baca juga: Status Gunung Semeru Naik Jadi Awas Level IV |
Dia juga menyebutkan bahwa saat ini suasana gelap menyelimuti permukiman warga itu akibat hujan abu vulkanik padahal penerangan di permukiman itu seluruhnya sudah menyala. Dia juga menyebutkan bahwa jarak pandang saat ini menjadi hanya 10 meter-15 meter saja.
"Langit gelap karena hujan abu vulkanik, dan jarak pandang hanya 15 meter. Berbahaya jika naik sepeda motor, berbahaya ke mata dan pernafasan. Harus pakai masker," kata Sulika.
Petugas gabungan Pemkab Lumajang, Polres Lumajang, juga tim relawan terus melakukan pemantauan di lokasi titik rawan.
Simak Video "Video: Gunung Semeru Erupsi, 178 Pendaki Terjebak di Ranu Kumbolo"
(dpe/hil)