Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menegaskan komitmennya menerapkan konsep pembangunan dari bawah (bottom-up) sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam membangun dari daerah menuju pusat. Konsep ini diwujudkan melalui dua program unggulan.
Kedua program tersebut adalah bantuan Rp 50 juta per RT dan program "Ngombe" atau Ngobrol Mbois Ilakes yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam proses pembangunan.
Melalui program Rp50 juta per RT, Pemerintah Kota Malang tidak hanya menyalurkan dana secara langsung dalam bentuk uang tunai, tetapi mengaktifkan rembuk masyarakat di tingkat RT. Forum itu menjadi wadah untuk warga menyusun prioritas pembangunan dan kebutuhan lingkungan masing-masing.
"Mereka yang paling tahu kebutuhan di RT-nya. Hasil rembuk ini dikondisikan dengan RW agar tidak ada tumpang tindih usulan," jelas Wahyu.
Setelah dilakukan penyelarasan, usulan dari tingkat RT dan RW akan dibahas di kelurahan sebelum ditetapkan sebagai prioritas bantuan.
"Konsep bottom up-nya mulai terlihat dari situ. Jadi kami mulai dari masyarakat yang paling bawah," tambahnya.
Wahyu mengatakan, program ini telah dimasukkan dalam APBD 2026 dan akan mulai direalisasikan setelah Peraturan Wali Kota selesai disusun tahun ini.
"Sesuai arahan Presiden, program ini melibatkan masyarakat sejak tahap perencanaan agar pembangunan benar-benar sesuai dengan kebutuhan mereka," katanya.
Selain itu, Wahyu juga menggagas program "Ngombe", singkatan dari Ngobrol Mbois Ilakes yang merupakan sebagai forum komunikasi antara pemerintah kota dan warga di tingkat kelurahan.
Dalam kegiatan ini, seluruh ketua RT dikumpulkan untuk berdiskusi secara santai bersama wali kota dan pejabat Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari berbagai dinas.
"Dengan Ngombe, saya bisa mendengar langsung keluhan warga tanpa sekat formal. Saya juga bisa langsung memerintahkan UPT untuk menyelesaikan masalah di tempat," ungkapnya.
Istilah "Ngombe" diambil dari bahasa Jawa yang berarti minum, menggambarkan harapan agar masyarakat yang "haus solusi" bisa merasa lega karena permasalahan mereka ditindaklanjuti.
Wahyu menilai, program "Ngombe" sekaligus memperkuat konsep pembangunan dari bawah karena keputusan kebijakan didasarkan pada aspirasi langsung masyarakat.
"Sering kali program dari atas berbeda dengan kebutuhan warga di lapangan. Dengan bottom-up planning seperti ini, kebijakan yang kami keluarkan menjadi lebih tepat sasaran," tegasnya.
Dengan berbagai upaya tersebut, Wahyu berharap pembangunan di Kota Malang dapat lebih partisipatif, transparan, dan berkelanjutan. "Kami ingin masyarakat merasa dilibatkan dan merasakan manfaat nyata dari setiap program pemerintah kota," tutupnya
Simak Video "Video: Visi Wahyu Hidayat untuk Malang"
(dpe/hil)