Proyek peninggian jalan dan pemasangan box culvert di Jalan Raya Gedangan-Betro menuai keluhan warga. Sejumlah pemilik warung dan toko mengaku mengalami penurunan omzet karena akses ke tempat usaha mereka terganggu betonisasi dan penggalian saluran.
"Biasanya pagi-pagi banyak yang mampir beli nasi sebelum berangkat kerja. Tapi sekarang susah parkir karena ada beton, jadi batal mampir," keluh Anita (48), pemilik warung di sekitar lokasi, Sabtu (1/6/2025).
Keluhan serupa disampaikan AT (40), pemilik toko di jalur yang sama. Dia menyoroti ketinggian beton box culvert yang dinilai menyulitkan akses kendaraan yang hendak berhenti di tokonya.
"Mau dibuatkan gundukan, tapi tingginya kebangetan. Depan Indomaret enak belum dipasang beton. Tapi depan rumah warga malah langsung dibeton tinggi," ujarnya.
Menanggapi keluhan warga ini Wakil Bupati Sidoarjo Mimik Idayana langsung turun ke lokasi setelah keluhan warga ini viral di media sosial. Dia memastikan pihaknya telah berkomunikasi dengan dinas terkait agar mencarikan solusi untuk warga.
"Sudah kami bahas bersama PU, kepala desa, dan tim pengawas. Solusinya diberi akses sementara untuk sepeda motor agar warga tetap bisa keluar-masuk," kata Mimik ditemui di lokasi proyek, Minggu (1/6/2025)
Mimik juga menegaskan bahwa proyek peninggian jalan tersebut harus mempertimbangkan dampak bagi rumah warga yang lebih rendah dari permukaan jalan yang baru.
"Kami carikan solusi biar tidak jadi bumerang ke depan. Jangan sampai jalan naik tapi air tidak mengalir dan malah bikin banjir," ujar Mimik.
Soal keluhan pelaku usaha Mimik menyebutkan akan ada dana kompensasi dari pelaksana proyek. Namun besarannya akan disesuaikan dengan kesepakatan warga bersama kontraktor.
"Sudah saya tanyakan ke pihak pelaksana, katanya ada dana kompensasi. Tapi nilainya saya tidak tahu, itu tergantung kesepakatan. Proyek ini selesai sekitar Agustus. Ayo kita kawal bersama karena ini pakai dana APBD," imbuh Mimik.
Sementara itu, Kepala DPUBMSDA Sidoarjo Dwi Eko Saptono menjelaskan bahwa proyek ini adalah bagian dari perbaikan jalan sepanjang 800 meter dengan peninggian sekitar 60 cm. Hal itu dilakukan karena area itu rawan banjir.
"Kami pasang u-ditch dengan dimensi 90 sampai 110, karena daerah ini sering tergenang. Kami juga akan siapkan overpass untuk akses masuk ke rumah warga. Semua rumah akan kami beri akses, tidak tebang pilih," kata Eko.
Sementara dari pihak pelaksana proyek, Hanif turut menanggapi tudingan diskriminasi pemasangan box culvert di depan Indomaret. Dia membantah adanya perlakuan khusus dan menegaskan bahwa akses di sana hanya ditunda karena aktivitas bongkar muat.
"Indomaret itu gudang, kiriman masuk setiap hari, jadi nggak bisa ditutup total. Tapi tetap akan kami pasang setelah diberi space untuk truk. Semua titik akan kami beri akses, termasuk undakan untuk warga," katanya.
Hanif juga menegaskan bahwa pihaknya telah melakukan sosialisasi sebelum melaksanakan pengerjaan proyek tersebut. Dia mengakui tidak semua warga mengikuti kegiatan sosialisasi itu.
Simak Video "Video: Kisah Tasripan 19 Tahun Hidup di Gubuk Pinggir Tanggul Lumpur Lapindo"
(dpe/abq)