Lereng Bukit Ambles 2 Meter, 100 KK Warga Dawuhan Trenggalek Diungsikan

Lereng Bukit Ambles 2 Meter, 100 KK Warga Dawuhan Trenggalek Diungsikan

Adhar Muttaqin - detikJatim
Selasa, 27 Mei 2025 17:20 WIB
Salah satu titik longsor yang berada di Desa Dawuhan, Trenggalek
Salah satu titik longsor yang berada di Desa Dawuhan, Trenggalek (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Trenggalek -

Tiga titik kawasan perbukitan di Desa Dawuhan, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek mengalami pergerakan tanah, hingga ambles 2 meter. Dampaknya 100 Kepala Keluarga (KK) yang menghuni di bawahnya terancam longsor.

Kepala Desa Dawuhan Kasanudin, mengatakan titik rawan berada di lereng bukit di RT 14, 15 dan 16. Dari hasil peninjauan lapangan titik retakan paling parah berada RT 16.

"Jadi, bukit yang ada di belakang perkampungan itu retak dan melingkar. Selain itu juga mulai ambles, bahkan ada yang amblesnya sampai 2 meter," kata Kasanudin, Selasa (27/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan di RT 15 terjadi tanah longsor berskala besar di puncak perbukitan yang berjarak sekitar satu kilometer dari kawasan perkampungan. Meskipun relatif jauh, dampak longsor tersebut telah dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di bawahnya.

Material tanah disertai bebatuan berukuran besar mengalir ke kawasan perkampungan. Dua unit sepeda motor dan satu unit mesin diesel milik warga hanyut terbawa longsor. Timbunan lumpur juga sempat masuk ke rumah warga.

ADVERTISEMENT

"Pada saat kejadian longsor, tanggal 19 Mei bersamaan dengan di Desa Depok, suaranya mirip pesawat. Gemuruh benturan batu bercampur air dan pepohonan yang longsor dan mengalir ke bawah," ujarnya.

Saat itu pihaknya memaksa warga yang berada di zona bahaya untuk mengungsi ke rumah warga lain maupun ke balai desa, karena dikhawatirkan akan terjadi longsor susulan.

Dari hasil peninjauan di titik longsor, potensi longsor susulan masih sangat besar. Bahkan bebatuan berukuran besar telah berada di zona aliran sungai.

"Kami khawatir jika ada longsor susulan, karena di atas masih banyak materialnya dan itu bisa ikut terbawa aliran sampai bawah. Di sini penduduknya banyak ada 75 KK," jelasnya.

Kasan menambahkan, titik lain yang perlu mendapatkan perhatian berada di RT 14, lereng di belakang kampung juga retak dan ambles.

"Sebetulnya di beberapa RT lain juga ada, seperti di RT 4 dan 13," kata Kasan.

Terkait kondisi itu pihaknya telah mengambil langkah antisipasi, di antaranya dengan menutup titik retakan tanah yang ada di kawasan hutan tersebut. Harapannya titik retakan akan tertutup dan tidak bertambah parah.

"Selain itu warga juga mengalihkan jalur aliran air dari atas. Dengan penutupan dan mengalihkan aliran, air itu tidak masuk ke retakan, karena kalau sampai masuk ya sama saja memperparah keadaan," imbuhnya.

Selain itu pemerintah desa juga mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di zona rawan untuk segera mengungsi ke balai desa atau rumah warga yang lain jika terjadi hujan deras.

"Awalnya warga susah kalau diajak mengungsi, tapi pascabencana di Depok, warga akhirnya mau. Jadi kalau hujan deras, balai desa ini banyak pengungsi," ujarnya.

Kasanudin menambahkan saat ini pemerintah kabupaten telah menyiapkan sejumlah fasilitas penunjang untuk para pengungsi, mulai matras, selimut maupun tikar.

"Kami berharap potensi bencana ini bisa kita minimalisir dampaknya, jangan sampai jatuh korban jiwa," tegasnya.




(auh/abq)


Hide Ads