Hakikat Kemenangan Sejati Dalam Idul Fitri

Kurma

Hakikat Kemenangan Sejati Dalam Idul Fitri

Jemmi Purwodianto - detikJatim
Minggu, 30 Mar 2025 17:35 WIB
Kuliah Ramadan Eps 28 Hakikat Kembali Ke Fitrah di Hari Raya Idul Fitri
Hakikat Kembali Ke Fitrah di Hari Raya Idul Fitri (Foto: Gavriel Rama)
Surabaya -

Puasa Ramadan 1446 Hijriah genap 30 hari. Umat Islam patut berbahagia karena Hari Raya Idul Fitri telah tiba. Idul Fitri adalah hari kemenangan untuk semua muslim di dunia.

Lantas seperti apa sejatinya hakikat kemenangan dalam Idul Fitri?

Mengutip NU Online, Syekh Abdul Qadir Al-Jailani begitu mendalam memaknai hari kemenangan. Ini ditulis dalam Al-Ghuniyah li Thalibi Tariqil Haq Azza wa Jalla fil Akhlaq, wat Tashawwuf, wal Adabil Islamiyah:

ليس العيد بلبس الناعمات وأكل الطيبات ومعانقة المستحسنات والتمتع باللذات والشهوات. ولكن العيد بظهوره علامة القبول للطاعات وتكفير الذنوب والخطيئات وتبديل السيئات بالحسنات والبشارة بارتفاع الدرجات والخلع والطرف والهبات والكرامات وانشراح الصدر بنور الإيمان وسكون القلب بقوة اليقين وما ظهر عليه من العلامات وانفجار بحور العلوم من القلوب على الألسنة وأنواع الحكم والفصاحة والبلاغة

Artinya: Idul Fitri itu bukan mengenakan pakaian bagus, mengonsumsi makanan enak, memeluk orang-orang tercinta, dan menikmati segala kelezatan duniawi. Idul Fitri adalah kemunculan tanda penerimaan amal ibadah, pengampunan dosa dan kesalahan, penghapusan dosa oleh pahala, kabar baik atas kenaikan derajat di sisi Allah, "pakaian" pemberian, "harta benda" baru, aneka pemberian, dan kemuliaan, kelapangan batin karena cahaya keimanan, ketenteraman hati karena kekuatan keyakinan, tanda-tanda Ilahi lain yang tampak, pancaran lautan ilmu dari dalam sanubari melalui ucapan, pelbagai kebijaksanaan, kafasihan, dan kekuatan retoris.

ADVERTISEMENT

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Ar Roudloh Surabaya Habib Ahmad bin Thohir mengatakan, Idul Fitri adalah hadiah dari Allah SWT yang diberikan kepasa orang-orang yang telah menunaikan ibadah puasa dengan baik dan benar. Maka ketika bicara Hari Idul Fitri, tentu umat Islam akan mendapati kata 'fitrah' yang berarti bersih.

"Allah SWT telah membersihkan dosa-dosa ketika kita sudah menunaikan ibadah puasa dengan baik dan sempurna. Sehingga kita menjadi bersih seperti bayi yang baru dilahirkan ibunya," tambahnya.

Habib Ahmad mengutip pepatah Al Imam Ali bin Abi Thalib, yang kurang lebih sama dengan ucapan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani

لَيْسَ الْعِيدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيدَ، إِنَّمَا الْعِيدُ لِمَنْ طَاعَاتُهُ تَزِيدُ، وَلَيْسَ الْعِيدُ لِمَنْ تَجَمَّلَ بِاللِّبَاسِ وَالرُّكُوبِ، إِنَّمَا الْعِيدُ لِمَنْ غُفِرَتْ لَهُ الذُّنُوبُ

"Eid bukan tentang baju baru, makanan yang banyak, kemewahan yang dihambur-hamburkan, kesenangan atau kebahagiaan yang kita utarakan. Akan tetapi Hari Idul Fitri adalah hari ketika ketaatan kita kepada Allah SWT selalu bertambah," kata Habib Ahmad.

Maka dari itu, ulama mengatakan, di antara tanda-tanda Allah SWT menerima amalan puasa kita yaitu ketika kita sudah melampaui bulan puasa. Selain itu, kebaikan kita semakin bertambah.

"Itulah arti sebuah kemenangan di dalam Idul Fitri yang kita dapati dari amalan puasa tersebut," pungkasnya.




(ihc/iwd)


Hide Ads