Nuzulul Qur'an merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam. Lantas, apa itu Nuzulul Qur'an? Kapan waktunya?
Mengutip buku "Studi Al-Qur'an" yang ditulis oleh Muhammad Yasir MA dan Ade Jamaruddin MA, Nuzulul Qur'an adalah peristiwa turunnya wahyu Allah SWT berupa Al-Qur'an yang disampaikan kepada Rasulullah SAW. Wahyu tersebut disampaikan melalui perantara malaikat Jibril.
Hal ini sebagaimana diterangkan dalam surat As-Syu'ara ayat 192-195 berikut:
وَاِنَّهٗ لَتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۗ ١٩٢ نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَمِيْنُۙ ١٩٣ عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَۙ ١٩٤ بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍۗ ١٩٥
Artinya: "Dan Al-Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam. Dia (Al-Qur'an) dibawa turun oleh Al-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan. (Diturunkan) dengan bahasa Arab yang jelas."
Untuk lebih jelasnya, berikut detikSulsel menyajikan informasi selengkapnya mengenai Nuzulul Qur'an. Yuk, disimak!
Malam Nuzulul Qur'an 2025
Dinukil dari laman Kementerian Agama (Kemenag) RI Sulawesi Utara (Sulut), peristiwa turunnya Al-Qur'an terjadi pada 17 Ramadhan. Hal itu merujuk pada penjelasan dalam surat Al-Anfal yang artinya:
"Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) pada hari Furqan, yaitu pada hari bertemunya dua pasukan." (QS Al-Anfal [8]: 41)
Ayat tersebut menjelaskan peristiwa Nuzulul Qur'an terjadi pada Hari Furqan yakni hari kemenangan bagi umat Islam atas Perang Badar. Perang ini terjadi pada tanggal 17 Ramadhan.
Pada tahun 2025 ini, berdasarkan konversi penanggalan Masehi dan Hijriah, 17 Ramadhan 1446 H bertepatan dengan 17 Maret 2025. Adapun malam Nuzulul Qur'an jatuh pada Minggu malam, 16 Maret 2025 setelah waktu Maghrib.
Hal ini dikarenakan pergantian hari dalam Islam dimulai ketika memasuki waktu Maghrib. Sehingga pada tanggal 16 malam, telah masuk malam ke-17 Ramadhan.
Pengertian Nuzulul Qur'an
Mengutip Jurnal UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berjudul "Hikmah Penurunan Al-Qur'an secara Berangsur", Nuzulul Qur'an adalah peristiwa awal turunnya Al-Qur'an dari Lauh Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia. Wahyu tersebut diterima Nabi Muhammad melalui malaikat Jibril di Gua Hira, Jabal Nur.
Secara bahasa, Nuzulul Qur'an berarti bacaan yang diambil dari kata "Qur'an". Sementara secara istilah, Nuzulul Qur'an adalah cara dan fase turunnya Al-Qur'an dari Allah SWT kepada Rasulullah SAW.
Adapun cara turunnya wahyu Allah berupa Al-Qur'an itu tidak sekaligus, melainkan secara bertahap atau berangsur-angsur. Al-Qur'an sebelum sampai kepada Rasulullah SAW, telah melalui 2 fase.
Fase pertama, ketika Allah SWT menurunkan Al-Qur'an ke Lauh Mahfudz yaitu catatan gaib yang sangat besar tentang segala sesuatu yang tercipta, baik yang ada, akan ada, dan sudah tiada. Pada fase ke-2, dari Lauh Mahfudz diturunkan ke Baitul Izzah atau langit dunia.
Kemudian barulah dari Baitul Izzah, Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur melalui malaikat Jibril.
Sejarah Singkat Nuzulul Qur'an
Kembali menukil laman Kemenag RI Sulut, Nuzulul Qur'an merupakan peristiwa turunnya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW saat berusia 40 tahun. Wahyu tersebut turun ketika Rasulullah SAW sedang berkhalwat mengasingkan diri dan berdoa di Gua Hira, Jabal Nur.
Malaikat Jibril mendatangi Nabi SAW ketika sedang tertidur dalam Gua Hira, ia membawa selembar wahyu sembari berkata "Iqra (bacalah)" kepada Nabi.
Dengan terkejut Rasulullah SAW menjawab, "Saya tidak dapat membaca". Jibril pun mendekapnya hingga Rasulullah merasa sesak, kemudian melepaskan Rasulullah dengan mengulangi perkataannya "Bacalah".
Mendengar ini, Nabi Muhammad menjawab, "Apa yang akan saya baca?" Jibril kemudian mendekap dan berkata, "Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang menciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan Pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya." (QS Al-Alaq:1-5).
Peristiwa inilah yang menandai awal dari turunnya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW sekaligus menjadi tanda diutusnya Nabi SAW sebagai Nabi dan Rasul Allah SWT. Di samping itu, kitab suci Al-Qur'an menjadi mukjizat terbesar bagi Rasulullah SAW.
Adapun proses turunnya Al-Qur'an dengan cara berangsur-angsur, berdasarkan pada jawaban atas kebutuhan hukum, dan memudahkan dalam menghafal, serta memahami isi kandungannya. Al-Qur'an turun kepada Rasulullah secara perlahan atau berangsur adalah sebagai pelajaran bagi umat Islam agar selalu sabar dan berhati-hati dalam menghadapi berbagai peristiwa dan cobaan di kala itu.
Amalan Malam Nuzulul Qur'an
Umat muslim dianjurkan untuk menghidupkan malam Nuzulul Qur'an dengan memperbanyak amalan. Adapun sejumlah amalan yang dapat dikerjakan sebagaimana disadur dari laman Universitas Islam Riau adalah sebagai berikut:
1. Membaca Al-Qur'an
Salah satu amalan yang dianjurkan pada malam Nuzulul Qur'an adalah membaca Al-Qur'an. Amalan ini sebagai bentuk kecintaan umat muslim kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Bahkan disebutkan bahwa Al-Qur'an dapat menjadi obat bagi umat muslim terutama dalam hal kejiwaan. Allah SWT akan memberikan kesehatan jiwa dan ketenangan hidup bagi siapa saja yang membaca Al-Qur'an.
Adapun sejumlah keutamaan membaca Al-Qur'an adalah mendapatkan pahala dan kebaikan, derajat dan wibawa lebih baik, memperoleh rahmat dan perlindungan malaikat, menjadi syafaat di hari kiamat, hingga terhindar dari sesat dan celaka.
2. I'tikaf
Memperbanyak i'tikaf pada malam Nuzulul Qur'an menjadi amalan yang sangat dianjurkan. Pasalnya, i'tikaf merupakan suatu usaha untuk lebih dekat dan taat kepada Allah SWT.
Pada saat i'tikaf, umat muslim dapat melakukan berbagai ibadah seperti dzikir, bertasbih, membaca Al-Qur'an, muhasabah diri, mendengarkan nasihat agama, serta merenungkan hari akhir.
3. Shalat Malam
Amalan selanjutnya yang dapat dikerjakan adalah shalat malam. Shalat ini merupakan shalat sunnah yang dilakukan pada malam hari yang dimulai sejak selesai dilaksanakannya shalat isya' walaupun belum tidur.
Adapun shalat sunnah malam yang dimaksud ialah shalat sunnah setelah shalat isya, witir, shalat sunnah mutlak, dan termasuk di dalamnya adalah shalat tahajud.
Adapun salah satu keutamaan shalat tahajud adalah doa-doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT. Itu karena shalat sunnah ini punya derajat yang tinggi, sehingga siapa pun yang mengerjakannya maka doanya akan dikabulkan.
Rasulullah SAW pernah bersabda:
"Setiap malam Allah SWT turun ke langit dunia sampai tersisa sepertiga malam yang terakhir. Ia (Allah) pun berkata, 'Adakah hamba-Ku yang meminta sehingga pasti aku berikan apa yang dia minta? Adakah hamba-Ku yang beristighfar sehingga Aku ampuni dosanya?" (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Berdoa
Berdoa menjadi amalan selanjutnya yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam Nuzulul Qur'an. Umat Islam dapat memperbanyak doa sesuai dengan yang dihajatkan.
Sikap seorang hamba untuk senantiasa berdoa kepada Allah dan menghindarkan diri dari meminta-minta kepada manusia adalah bentuk kesempurnaan tauhid. Dengan berdoa kepada Allah, berarti seorang hamba telah mengetahui, mengakui, dan meyakini sifat rububiyah dan uluhiyah bagi-Nya.
Itulah ulasan mengenai jadwal, pengertian, hingga amalan malam Nuzulul Qur'an. Semoga bermanfaat ya, detikers!
(edr/urw)