Universitas Airlangga (Unair) membuat gebrakan lagi. Unair membuat vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk mencegah penularan antarternak.
Rektor Unair Prof M Nasih mengatakan sejak isu wabah PMK terjadi di Indonesia tahun 2022 lalu, Unair sudah melakukan penelitiannya. Kemudian Unair bekerja sama dengan perusahaan untuk melakukan produksi.
"Jadi sebenarnya proses kita sudah lama, karena PMK menjadi sangat isu lama dan di dunia ini, termasuk di Indonesia juga ya belum ketemu vaksinnya. Ada sih kita impor, tapi harganya agak mahal dan kalau kita bisa kenapa tidak," kata Prof Nasih saat ditemui detikJatim usai Sidang Unair Dies Natalis ke-70, Senin (11/11/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prof Nasih belum bisa memastikan berapa jumlah vaksin yang diproduksi. Namun, dalam waktu dekat akan segera diproduksi untuk hewan berkuku belah/genap, salah satunya sapi.
Baca juga: Jatim Kedatangan 1 Juta Dosis Vaksin PMK |
"Ini vaksinnya masih dikembangkan lagi, insyaallah enggak lama lagi, mudah-mudahan awal bulan, awal tahun sudah bisa kita produksi," ujarnya.
Unair juga telah melakukan uji klinis sebelum diproduksi. Uji klinis langsung dilakukan kepada hewan.
"Uji klinik sudah, beberapa di hewan sudah, gak perlu ke manusia. tinggal dikembangkan saja," katanya.
Menurut Nasih, uji coba vaksin PMK lebih mudah dibandingkan vaksin untuk menusia. Vaksin ini juga sebagai upaya mendukung program pemerintah makan bergizi gratis dengan sapi yang sehat.
Nasih menyebut sapi tak hanya dikonsumsi dagingnya saja untuk memenuhi kebutuhan protein hewani saja. Tetapi juga susu yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
Pembuatan vaksin PMK, kata Nasih, sekaligus mendukung program pemerintah. Nasih menyadari akan ada pro dan kontra di masyarakat. Dan pihaknya sudah mempersiapkan itu.
"Kita siap-siap saja, pasti banyak orang enggak senang gitu kan dengan adanya ini, yang ketir-ketir pasti ada. Karena kalau sapi kita sehat-sehat itu berarti kita enggak impor lagi, ya itu kan harus menjadi tantangan kita semuanya," jelasnya.
"Jadi kita siap untuk berkontribusi di bidang pergizian dengan di pervaksinan ini kita juga insyaallah bagian dari kontribusi kita untuk bangsa dan negara," tambahnya.
Vaksin PMK ini merupakan vaksin pertama yang dibuat Unair. Bagi Prof Nasih, hal inilah yang menjadi pembeda Unair dengan lainnya, dan tak hanya wacana.
"Insyaallah kita selalu kerja berkontribusi yang sebaik-baiknya. Yang penting hasil kerjanya," pungkasnya.
(esw/iwd)