Pemprov Jatim mendistribusikan bantuan sebanyak 870.000 dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) ke sejumlah kabupaten/kota se-Jatim. Pendistribusian vaksin ini tindak lanjut dari keadaan darurat bencana PMK yang telah ditetapkan Pj Gubernur Jatim.
Status darurat bencana PMK itu seperti termuat dalam Keputusan Gubernur Jatim Nomor 100.3.3.1/31/013/2025 tentang Status Keadaan Darurat Bencana Non Alam Akibat Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Provinsi Jawa Timur yang terbit sejak Januari 2025.
Bantuan Vaksin PMK ini didistribusikan secara simbolis oleh Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono untuk 5 daerah di Jatim, yakni Pamekasan sebanyak 14.500 dosis, Kabupaten Kediri sebanyak 28.750 dosis, Bojonegoro sebanyak 25.250 dosis, Kota Probolinggo 1.600 dosis, dan Kabupaten Pasuruan 18.000 dosis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulillah kami dapat support vaksin sebanyak 1,7 juta dosis dari Kementan RI melalui Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan. Hari ini kami mendistribusikan 520.000 dosis dan tambahan tahap kedua dari Kementan 350.000 dosis yang akan dibagikan ke 38 Kabupaten/Kota bagi yang jumlah rentan ternaknya banyak," ujar Adhy di Kantor Dinas Peternakan Jatim, Selasa (11/2/2025).
Ia mengatakan hingga saat ini Jatim telah mengantongi total 2,2 Juta dosis. Sementara, kebutuhan vaksin PMK di Jatim setiap tahunnya mencapai 6,6 juta dosis. Sehingga masih diperlukan 4,4 juta dosis vaksin guna menekan laju penyebaran Wabah PMK di Jawa Timur.
Untuk itu, Adhy juga mengimbau seluruh Pemerintah Kab/Kota di Jawa Timur agar bisa mengalokasikan APBD-nya sebagai upaya penanggulangan wabah PMK di wilayah masing-masing.
"Kami sudah dapat laporan bahwa beberapa Kabupaten/Kota sudah mengalokasikan berdasarkan surat darurat kami," kata Adhy.
Tidak hanya itu, Adhy juga mengajak masyarakat terutama para peternak untuk bisa melakukan vaksinasi mandiri bagi hewan ternaknya. Menurutnya, pemerintah pusat melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Jatim telah menyediakan vaksin dengan harga terjangkau. Harapannya, peternak yang berbasis perusahaan dan koperasi bisa ikut melakukan vaksinasi secara mandiri.
"Jadi target kita adalah maayarakat yang memiliki ternak secara mandiri harus kita bantu. Sementara, dari Pusvetma Kementan itu menjual vaksin sangat murah. Daripada melihat nilai jual sapi atau kambing yang mahal lebih bagus alokasikan sedikit untuk menyelesaikan PMK," tutur Adhy.
Upaya bersama ini disebut Adhy Karyono juga sebagai bentuk dukungan Pemprov Jatim sebagai Lumbung Ternak dan Lumbung Pangan Nasional. Data Dinas Peternakan Provins Jatim menunjukkan bahwa Jatim menjadi provinsi dengan populasi sapi potong dan perah terbanyak mencapai 3,3 juta ekor.
Angka itu telah berkontribusi sebesar 62% untuk sapi perah dan 28% untuk sapi potong dari total populasi nasional. Sebab itulah penanganan wabah PMK di Jatim akan sangat berdampak secara nasional. Sebab, arus perpindahan ternak lebih banyak dari Jawa Timur dibandingkan provinsi lain di Indonesia.
"Kami memastikan bahwa langkah-langkah yang dilakukan dan disarankan oleh Kementan RI kita lakukan. Kalau ternak di Jatim itu selesai vaksinasinya maka berdampak ke provinsi lain," ujar Adhy.
"Walau dengan Inpres No.1 ini anggaran kita berkurang, tapi kami tetap upayakan bahwa ini adalah prioritas utama. Salah satu prioritas utama untuk mengendalikan populasi hewan ternak kita," pungkas Adhy.
Senada, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI Dr. Drh. Agung Suganda mengatakan bahwa bantuan vaksin PMK ini merupakan bentuk komitmen pemerintah pusat dan daerah untuk pengendalian wabah PMK di Indonesia.
Ia mengatakan, dari alokasi vaksin nasional sebanyak 4 juta dosis, 1,7 juta diberikan kepada Jawa Timur. Harapannya agar Jawa Timur bisa segera mengendalikan kasus PMK agar Jatim tetap menjadi lumbung ternak nasional.
"Tadi kami juga mengapresiasi Pemprov Jatim yang telah mengeluarkan darurat bencana non alam sehingga bisa mengakses anggarannya untuk pengadaan vaksin," ucapnya.
Oleh sebab itu, ia menekankan bahwa upaya penanganan wabah PMK merupakan upaya gotong royong dari seluruh pihak. Ditambah dengan strategi pelaksanaan vaksinasi serentak diharapkan bisa mengendalikan laju penyebaran virus PMK.
Sebagai informasi, tidak hanya vaksin PMK, turut didistribusikan pula obat-obatan untuk penanganan PMK dan Penyakit ikutannya, yaitu 10.000 botol Analgesik, 11.000 botol Antihistamin, 11.000 botol Vitamin ATP dan 8.500 botol Vitamin ADE.
(dpe/iwd)