BPBD Jatim Dropping Air Bersih-Cek Jembatan Trenggalek Putus

BPBD Jatim Dropping Air Bersih-Cek Jembatan Trenggalek Putus

Faiq Azmi - detikJatim
Kamis, 31 Okt 2024 13:10 WIB
BPBD Jatim cek jembatan putus dampak banjir di trenggalek dan dropping air bersih di trenggalek
BPBD Jatim cek jembatan putus/Foto: Istimewa (Dok: BPBD Jatim)
Surabaya -

Musim pancaroba masih berlangsung di sejumlah daerah di Jatim. Dampaknya, terjadi dua bencana yang berlawanan yakni kekeringan dan banjir. Salah satu yang terdampak dua jenis bencana itu adalah Kabupaten Trenggalek.

Selain kekeringan yang masih terjadi di sejumlah wilayah, di Desa Tawing Kecamatan Munjungan, sebuah jembatan penghubung antardusun putus akibat luapan banjir, Minggu (20/10/2024) dini hari.

Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto melakukan kunjungan ke Trenggalek. Ia melakukan dropping air bersih di Desa Sumberejo, Jecamatan Durenan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sedikitnya, 12 ribu liter air bersih disalurkan BPBD Jatim kepada 664 KK atau sekitar 1.858 jiwa warga terdampak kekeringan di Desa Sumberejo," kata Gatot dalam keterangannya, Kamis (31/10/2024).

Selain air bersih, Gatot juga menyerahkan bantuan jerigen, tandon dengan kapasitas 1.200 liter, terpal dan makanan siap saji. Ia mengungkapkan, saat ini Jawa Timur telah memasuki musim pancaroba.

ADVERTISEMENT

Sebagian daerah kekeringan masih berlangsung. Tapi di daerah yang lain, sudah mulai turun hujan. Bahkan, beberapa daerah sudah terdampak bencana hidrometeorologi.

"Yang mengalami musim kemarau, di mana sumber air sudah mengalami kekeringan, kita lakukan droping air bersih. Ini kami lakukan terus selama kekeringan ini masih berlangsung," ujarnya.

BPBD Jatim cek jembatan putus dampak banjir di trenggalek dan dropping air bersih di trenggalekBPBD Jatim cek jembatan putus dampak banjir di Trenggalek/ Foto: Istimewa (Dok: BPBD Jatim)

Dia menjelaskan, sebanyak 27 kabupaten/kota di Jatim kini telah menetapkan status siaga darurat kekeringan, termasuk Kabupaten Trenggalek.

Khusus di Trenggalek, wilayah yang terdampak kekeringan hingga akhir Oktober ini sebanyak 71 desa, tersebar di 14 Kecamatan. Sedangkan kabupaten dengan dampak kekeringan paling parah adalah Kabupaten Bojonegoro dengan 115 titik kekeringan.

"Kita juga mengupayakan bersama Kalaksa Kabupaten Trenggalek adanya upaya-upaya lain, seperti pengeboran air, agar masalah kekeringan ini bisa teratasi, dan tidak terjadi setiap tahun," terangnya.

Usai melakukan dropping air bersih, Gatot bersama rombongan lalu meninjau jembatan di Desa Tawing Kecamatan Munjungan yang putus akibat luapan banjir.

Saat ini, kondisi jembatan dengan lebar 3 meter, panjang 36 meter dan tinggi 3,5 meter ini tidak bisa difungsikan untuk lalu lintas warga. Sebagai konsekuensinya, masyarakat harus berputar sejauh 5 Km dengan akses jalan yang lebih sempit.

Kepala Bakorwil I Madiun Heru Wahono memastikan, jembatan yang putus ini akan dilaporkan kondisinya kepada Pj Gubernur Jatim, untuk segera dilakukan perbaikan.

Perbaikan ini, menurut dia, dirasa penting. Sebab, jembatan ini juga menjadi jembatan ekonomi bagi warga sekitar, baik untuk mengangkut hasil laut, maupun hasil pertanian.

Sementara, Kades Tawing Krinowo mengisahkan, ambrolnya jembatan ini juga menimpa pengguna motor, hingga bangkai kendaraannya masih berada di dasar sungai.

"Untungnya pengguna kendaraan ini masih bisa selamat. Kami sangat berharap, agar jembatan ini bisa segera diperbaiki. Karena jembatan ini adalah jembatan ekonomi bagi warga," ujarnya.

Turut mendampingi, Kalaksa BPBD Trenggalek Stefanus Triadi Atmono, Penata PB Ahli Madya Sriyono, Tenaga Ahli BPBD Jatim Bige Agus Wahyuono, dan Kades setempat.




(faa/fat)


Hide Ads