Puluhan nelayan Teluk Prigi, Trenggalek, saling beradu ketangkasan dalam lomba balap perahu kunting di Pantai Cengkrong. Salah satu tantangan terbesar peserta adalah melibas ombak besar di bibir pantai.
Salah seorang panitia penyelenggara Dwi Ispah Dianto, mengatakan lomba tersebut diikuti oleh 23 perahu milik nelayan lokal.
"Untuk mengikuti lomba ini persyaratannya adalah perahu jenis kunting dengan mesin maksimal 6 PK. Kemudian wajib menggunakan jaket pelampung," kata Dwi Ispah, Sabtu (6/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya dalam lomba tersebut para peserta harus beradu kecepatan untuk melintasi sirkuit yang ada di Pantai Cengkrong. Dalam sekali lomba, peserta wajib melintasi sirkuit dalam dua putaran.
Keseruan pun tampak terlihat saat lomba dimulai, ratusan masyarakat dan pengunjung yang hadir di lokasi bersorak-sorai untuk memberikan dukungan untuk para peserta.
Proses start menjadi momen paling menentukan untuk melibas lintasan sirkuit. Sebab, peserta harus menerjang ombak yang ada di tepi pantai.
Beberapa peserta sempat terbalik saat menerjang ombak pertama, sehingga tidak dapat melanjutkan lomba.
"Kegiatan ini menjadi salah satu ajang untuk unjuk kebolehan dan adu ketangkasan para nelayan dalam Festival Nelayan 2024," ujarnya.
Salah seorang peserta Yulianto, mengaku lomba balap perahu kunting dinilai cukup menantang. Karena selain beradu kecepatan mereka juga harus lihai dalam menaklukkan ombak.
"Yang paling sulit itu melawan ombak di pantai ini. Karena kebetulan hari-hari ini ombaknya lumayan besar," kata Yulianto.
Untuk mengikuti balapan, ia mengaku tak ada latihan seyvara khusus. Sebab, mengendarai perahu kunting menjadi pekerjaan sehari-hari saat melaut.
"Sudah biasa naik perahu kunting, setiap hari naik perahu, jadi nggak perlu latihan," jelasnya.
Menjadi juara bukan satu-satunya alasan para nelayan ikut berkompetisi, namun kebersamaan dan keseruan balapan bersama sesama nelayan menjadi kepuasan tersendiri.
"Tadi menang di babak penyisihan gelombang dua," ujarnya.
(fat/fat)