Sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia, Kota Surabaya memiliki sejarah yang kaya dan beragam. Termasuk sejarah di balik nama-nama jalan di Kota Pahlawan. Yuk, menelusurinya.
Setiap nama jalan tidak hanya berfungsi sebagai penanda lokasi, namun juga menyimpan kisah-kisah menarik tentang masa lalu. Termasuk kisah tokoh-tokoh penting dan peristiwa bersejarah yang membentuk Surabaya menjadi kota seperti saat ini.
Sejarah Nama Jalan di Surabaya
Dikutip dari akun Explore Surabaya, terdapat delapan nama jalan yang memiliki asal-usul dan nilai historis di dalamnya. Berikut sederet nama jalan di Surabaya dan cerita di baliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Jalan Pabean Sayangan
Sebelum diresmikan menjadi jalan, Pabean Sayangan dulunya merupakan lokasi kantor yang terdapat di daerah perajin atau pandai besi. Nama "Pabean" memiliki makna kantor pajak, sementara kata "Sayangan" artinya perajin besi.
2. Jalan Embong Malang
Warga Surabaya menyebut kata jalan dalam bahasa Jawa dengan sebutan "Embong". Jalan Embong Malang berada dalam posisi diagonal atau membentuk sudut jika dibandingkan dengan Jalan Tunjungan. Sehingga warga Surabaya banyak menyebut jalan tersebut dengan sebutan "melintang" atau "malang" dalam bahasa Jawa.
3. Jalan Kedungdoro
Disebut sebagai telaga kecil pohon widara, jalan ini berasal dari kata "kedung" yang artinya telaga kecil, dan "wedoro" diambil dari nama pohon widara. Jalan ini dinamakan Kedungdoro karena terdapat banyak pohon widara di sekitarnya. Seiring berjalannya waktu, pada 1892, nama Jalan Kedung Weduro diubah menjadi Kedungdoro.
4. Jalan Embong Wungu
Seperti yang diketahui sebelumnya, warga Surabaya menyebut kata "jalan" dalam bahasa Jawa dengan kata "embong". Di mana, dulu rumah di daerah tersebut banyak dicat berwarna ungu, atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan sebutan "wungu".
5. Jalan Kranggan
Kranggan berasal dari kata tempat tinggal para rangga. Nama Kranggan berasal dari kata "rangga" atau yang dikenal sebagai pembuat keris pada masa Kadipaten Surabaya.
6. Jalan Ondomohen
Ondomohen mulanya berasal dari kata gomohen, gemain. Gemoh memiliki arti tempat pekerja kerajinan tangan. Saat ini, Ondomohen telah mengalami pergantian nama menjadi Jalan Wali Kota Mustajab.
7. Jalan Raya Darmo
Seorang pengamat sejarah Surabaya bernama Kuncarsono Prasetya menyebut nama Darmo berasal dari kata "derma". Dalam bahasa Jawa Kuno, "derma" kerap disebut sebagai dharma yang menjadi akar dari kata Pandharmaan.
8. Jalan Peneleh
Pinilih (orang pilihan) merupakan sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Genteng. Dijuluki Kampung Bapak Bangsa karena terdapat tiga pahlawan yang tinggal, besar, dan lahir di kelurahan tersebut. Adapun kampung Lawang Seketeng yang kini dijadikan sebagai destinasi wisata sejarah.
Demikian informasi sekilas terkait sederet nama jalan di Surabaya yang ternyata memiliki asal-usul dan nilai historis tersendiri di dalamnya. Semoga bermanfaat.
Artikel ini ditulis oleh An Nisa Maulidiyah, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/dte)