Sosok KH Zubair Muntashor, Cicit KH Syaikhona Kholil Bangkalan yang Wafat

Sosok KH Zubair Muntashor, Cicit KH Syaikhona Kholil Bangkalan yang Wafat

Allysa Salsabillah Dwi Gayatri - detikJatim
Selasa, 30 Apr 2024 11:10 WIB
Kabar duka Pengasuh Ponpes Nurul Cholil Bangkalan KH Zubair Muntashor wafat, Minggu (28/4/2024).
KH Zubair Muntashor meninggal (Foto: Instagram Ponpes Nurul Cholil Bangkalan)
Surabaya -

Beberapa hari lalu, salah satu cicit KH Syaikhona Kholil, KH Zubair Muntashor meninggal dunia, Minggu (24/4/2024). Kiai Zubair Muntashor cicit atau generasi keempat dari KH Syaikhona Kholil.

Kabar duka tersebut disampaikan pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Cholil Bangkal melalui media sosialnya.

"Telah berpulang ke rahmatullah, guru kami KH. Zubair Muntashor, Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan. Wafat Ahad, 19 Syawal 1445 H/28 April 2024 M," tulis akun Instagram @nurulcholilonline seperti dilihat detikJatim, Selasa (30/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Cholil ini telah menghembuskan nafas terakhir pada pukul 10.00 di kediamannya di Bangkalan. Diketahui kesehatannya sudah menurun sejak sebulan terakhir

Jenazah disalatkan di Masjid Agung Bangkalan. Keberangkatan tersebut diiringi banyak santri dan masyarakat Bangkalan. Setelah itu jenazah diberangkatkan dari Masjid Agung Bangkal menuju Pesarean Martajasah untuk dimakamkan.

ADVERTISEMENT

Siapa sosok KH Zubair Muntashor?

Sosok KH Zubair Muntashor

Dikutip dari laman Pondok Pesantren Nurul Cholil, KH Zubair merupakan anak dari KH Muntashor yang merupakan pendiri Ponpes Nurul Cholil. Sementara ibunya benama Nyai Nazhifah binti KH Imron KH Muhammad Cholil. Ia merupakan cicit dari Syaichona Cholil Bangkalan.

Sejak kecil, KH Zubair diasuh dan dididik langsung oleh sang ayah. Kemudian saat menginjak usia belasan, ia dikirim untuk belajar di Pondok Pesantren Sidogiri. Di pesantren tua tersebut ia menghabiskan waktu belajar selama tujuh tahun.

Ketika ayahnya wafat, KH Zubair menyadari bahwa ia menjadi generasi penerus satu-satunya. Hal tersebut dikarenakan ia adalah anak semata wayang. KH Zubair harus melanjutkan dakwah sang ayah dan mengasuh ratusan santri di pesantren peninggalan ayahnya yaitu Pondok Pesantren Nurul Cholil.

Setelah ayahnya wafat, ia berusaha keras untuk mendalami ilmu agama. Pada usia 30 tahun, ia sudah mampu merangkul jemaah majelis ta'lim peninggalan ayahnya, diantara mereka ada kiai sepuh dan ustad.

Dalam asuhan KH Zubair, Pesantren Nurul Kholil berkembang sangat pesat. Tak hanya dari segi infrastruktur pesantren dan jumlah santri saja, melainkan dari segi kualitas keilmuan santrinya yang tidak kalah dibanding dengan pesantren lainnya.

Menurut Kiai Makki, KH Zubair merupakan pribadi yang disiplin, utamanya mengenai salat. Bahkan semasa hidupnya KH Zubair kerap membangunkan sendiri para santrinya yang berada di kamar masing-masing.

Dia juga mengatakan bahwa sosok KH Zubair dikenal sebagai orang yang tegas dan rendah hati. Sehingga kabar meninggalnya KH Zubair menjadi duka mendalam bagi pihak keluarga maupun masyarakat setempat.

"Beliau sosok tauladan bagi kami. Bisa membimbing dan membina umat agar beragama dengan bagus. Beliau juga sangat disiplin ilmu," imbuhnya dikutip dari detikJatim


Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(irb/fat)


Hide Ads