Selama mensyiarkan agama Islam, Rasulullah SAW didampingi salah satunya oleh sang istri yaitu Sayyidah Khadijah. Sebagai cara meneladani kisah Sayyidah Khadijah, berikut akan disampaikan penjelasannya secara rinci.
Menurut 'Kisah Seru Para Sahabat Nabi' karya Lisdy Rahayu, Khadijah dikenal sebagai salah satu ahli surga. Hal ini didasarkan pada sebuah riwayat hadits yang menerangkan tentang empat ahli surga yang keempatnya adalah sosok terdekat dari Rasulullah SAW. Sebagaimana diriwayatkan:
"Rasulullah SAW bersabda, 'Sebaik-baik wanita muslimah ahli surga yaitu, Khadijah, Fatimah, Maryam, dan Asiyah," (HR. Baihaqi).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui riwayat yang lain juga diterangkan mengenai nama Khadijah yang termasuk dalam daftar wanita ahli surga. Seperti diungkap dalam buku 'Kisah dan Kemuliaan Para Wanita Ahli Surga Di Sekeliling Nabi: Teladan Terbaik Sepanjang Masa yang Menyentuh dan Menginspirasi' oleh Mohammad A Suropati, bahwa dalam sebuah riwayat Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah SAW menyampaikan sabda:
"Pemuka wanita ahli surga ada empat. Mereka adalah Maryam binti Imran, Fatimah binti Rasulullah SAW, Khadijah binti Khuwailid, dan Asiyah istri Fir'aun," (HR. Muslim dan Hakim).
Masuknya nama Khadijah sebagai wanita ahli surga bukan tanpa alasan. Selain dikenal sebagai istri dari Rasulullah SAW, kisah hidup dari wanita dengan julukan sebagai At-Thahiirah atau wanita suci ini dapat dijadikan sebagai teladan bagi siapa saja.
Lantas, seperti apa sosok Sayyidah Khadijah sebagai istri pertama dari Rasulullah SAW? Berikut kisahnya yang patut menjadi teladan bagi setiap muslim.
Siapa Sayyidah Khadijah?
Masih dikutip dari buku yang sama, dijelaskan bahwa Khadijah binti Khuwailid adalah orang pertama yang menerima ajaran Islam. Sosoknya merupakan istri pertama dari Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai orang yang selalu ada dan mendukung dakwah beliau. Tidak hanya itu saja, Khadijah juga dikenal sebagai sosok yang menenangkan hati Rasulullah SAW, di kala beliau mendapatkan wahyu dari Allah SWT.
Jauh sebelum menjadi istri dari Nabi Muhammad SAW, dikisahkan bahwa Khadijah merupakan saudagar yang kaya raya. Meskipun begitu, ia adalah orang yang shalih dan mampu menjaga diri. Apa yang dimiliki oleh Khadijah membuat tidak sedikit lelaki pembesar suku Quraisy berusaha meminangnya sebagai seorang istri.
Lebih lanjut dijelaskan dalam buku '99 Kisah Menakjubkan Dalam Al-Quran' oleh Ridwan Abqary, bahwa awalnya Nabi Muhammad SAW menyampaikan dakwah kepada orang-orang terdekat. Salah satu orang yang senantiasa mendengar dakwah dari beliau adalah Khadijah.
Bahkan Khadijah disebut-sebut sebagai orang pertama yang masuk Islam. Baru kemudian disusul oleh para sahabat Nabi Muhammad SAW yaitu Abu Bakar Shiddiq, Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, Utsman bin Affan, hingga sahabat yang lain.
Kisah Sayyidah Khadijah sebagai Istri Pertama Rasulullah SAW
Sebagai sosok saudagar yang kaya raya, Khadijah begitu dihormati dan disegani oleh kaum Quraisy pada saat itu. Bassam Muhammad Hamami dalam bukunya 'Biografi 39 Tokoh Wanita Pengukir Sejarah Islam' menjelaskan bahwa Khadijah lahir 15 tahun sebelum tahun Gajah atau sekitar 68 SM.
Sebagai sosok yang membuat banyak pembesar Quraisy tertarik, Khadijah lebih memilih membesarkan anak-anaknya dari hasil pernikahan terdahulu. Dirinya mengurus perdagangan dengan sistem mudharabah atau bagi hasil. Inilah yang membuatnya mempekerjakan banyak laki-laki untuk mengelola dagangannya.
Salah satu sosok laki-laki yang pernah bekerja bersama dengannya adalah Nabi Muhammad SAW. Dikisahkan bahwa bagi Khadijah, Nabi Muhammad SAW merupakan pria yang jujur, amanah, dan memiliki akhlak mulia.
Suatu ketika Khadijah meminta Nabi Muhammad SAW sebelum diutus sebagai Rasul untuk membawa dagangannya ke Syam bersama dengan budak miliknya bernama Maisarah. Apabila Nabi Muhammad SAW pada saat itu berhasil, maka Khadijah akan memberikan upah yang lebih besar dibandingkan dengan yang lain.
Melalui perjalanan tersebut Allah SWT memberikan kemudahan bagi Nabi Muhammad SAW, sehingga beliau mendapatkan keuntungan yang sangat besar. Inilah yang membuat Khadijah semakin kagum terhadap beliau. Khadijah juga menganggap bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang sekufu bagi dirinya.
Inilah yang membuat Khadijah berpikir untuk menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai suaminya. Meskipun sempat tidak yakin dengan pemikiran tersebut, sahabatnya yang bernama Nafisah binti Muniyah justru meyakinkan kalau tidak ada seorang pun yang dapat menolak Khadijah.
Saat Nafisah pergi menemui Nabi Muhammad SAW dan menceritakan maksud kedatangannya, beliau menyerahkan keputusan tersebut kepada Khadijah. Kemudian Nafisah menyampaikan kabar gembira itu kepada Khadijah. Di sisi lain, Nabi Muhammad SAW juga memberitahu kepada paman-pamannya keinginannya untuk meminang Khadijah.
Pernikahan Sayyidah Khadijah dan Nabi Muhammad SAW diselenggarakan dengan penuh makna. Ada sejumlah binatang yang disembelih untuk dibagikan kepada fakir miskin. Tidak hanya itu saja, sepanjang pengabdiannya sebagai seorang istri, Sayyidah Khadijah adalah sosok wanita hebat yang mendukung Nabi Muhammad SAW.
Kisah Wafatnya Sayyidah Khadijah di Bulan Ramadhan
Mengacu dari buku 'Kisah Pengantar Tidur Putri-Putri Islami' karya Kak Fanny, dijelaskan bahwa wafatnya Sayyidah Khadijah menjadi salah satu peristiwa yang membuat Nabi Muhammad SAW begitu bersedih. Dikisahkan bahwa Sayyidah Khadijah wafat di usia 65 tahun tepat di bulan Ramadhan.
Sementara itu, di dalam buku 'Khadijah Binti Khuwailid: Cinta Sejati Rasulullah' oleh Dr Muhammad Abduh Yamani, bahwa Sayyidah Khadijah wafat di tanggal 11 Ramadhan. Waktu tersebut berlangsung sebelum peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.
Sebelum wafat, Sayyidah Khadijah berharap ingin menggunakan kain kafan yang berasal dari sorban milik Nabi Muhammad SAW. Namun, karena terlalu malu dan meminta langsung kepada beliau, Sayyidah Khadijah memanggil putrinya yaitu Fatimah Azzahra serta menyampaikan keinginan.
Kemudian Rasulullah SAW yang mendengarnya, lalu menyampaikan Sayyidah Khadijah sebagai ahli surga. Sayyidah Khadijah wafat saat berada di pangkuan Nabi Muhammad SAW. Beliau begitu kehilangan istri yang begitu dicintai dan setia berjuang bagi umat Islam.
Sayyidah Khadijah dimakamkan di Pemakaman al-Ma'lat yang berlokasi di lereng Gunung Hajun, Kota Makkah. Sebelum Sayyidah Wafat, paman Rasulullah SAW bernama Abu Thalib bin Abdul Muthalib juga telah wafat terlebih dahulu di tahun yang sama. Inilah yang membuat tahun kepergian Sayyidah Khadijah dan Abu Thalib bin Abdul Muthalib sebagai tahun kesedihan bagi Nabi Muhammad SAW.
Demikian tadi sekilas kisah Sayyidah Khadijah sebagai istri pertama Rasulullah SAW yang wafat di bulan Ramadhan. Semoga membantu.
(sto/apl)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Reunian Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM demi Meredam Isu Ijazah Palsu