Pencinta reptil angkat bicara soal emak-emak Madura yang viral banting ular. Reo, salah satu pencinta reptil dari Surabaya mengaku tak bisa menyalahkan emak-emak tersebut. Dia mencoba memahami jika emak-emak itu dalam kondisi emosi.
"Tanggapan saya tentang video, mungkin ibu itu kesal, habis nangkap membanting ular meluapkan emosi. Kita tidak menyalahkan juga, karena emosi. Alangkah baiknya mending ular itu ditangkap, dimasukkan karung dan diserahkan ke pihak yang lebih paham, seperti BKSDA, Damkar, dan nantinya akan dilepas ke habitatnya," kata Reo kepada detikJatim, Minggu (17/3/2024).
Reo menjelaskan, ular liar sebenarnya sangat takut dengan manusia. Sebab, naluri ular atau hewan liar lain ketika bertemu manusia akan cenderung menjauh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu mengapa ular mendekat ke permukiman warga? Sebab, ekosistem makanan alamiah ular di habitat aslinya telah habis. Oleh karena itu, mau tidak mau ular memilih datang ke permukiman warga dan makan hewan ternak warga.
"Itu pilihan terakhir hewan, karena di habitatnya sudah tidak ada makanan lagi. Ular nekat masuk ke pemukiman padat penduduk, karena ada 2 pilihan mati kelaparan atau mati dibunuh manusia. Naluri hewan itu. Seperti hewan masuk ke permukiman warga, karena di habitatnya sudah tidak ada makanan," jelasnya.
Daripada membanting ular yang telah memangsa hewan ternak, Reo menyarankan warga untuk segera menghubungi Damkar. Sebab, ada dua jenis ular yang kerap masuk ke permukiman warga. Yakni ular piton dan kobra.
Ular piton memiliki karakter setelah makan akan diam di tempat. Ular piton cenderung habis makan badannya melingkar dan tidur. Sehingga, masih ada waktu menghubungi Damkar hingga mengevakuasi ular tersebut.
"Beda dengan ular kobra, kita saranin untuk bunuh sebagai jalan terakhir, karena berbahaya untuk kita. Kalau ketemu ular kobra atau ular berbisa lainnya ditangkap pakai tongkat, dimasukkan karung. Tapi kalau kepepet dan tidak tahu caranya lebih baik dibunuh daripada membahayakan orang di sekitar," jelas Reo.
Saksikan juga penelusuran Sudut Pandang terbaru: Porsi Kedua Kontroversi Daging Anjing