Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Batu meningkat cukup tajam. Berdasarkan data terbaru sejak Januari 2024 hingga Maret 2024 terdapat 2 orang meninggal dunia akibat DBD.
Sebelumnya seorang balita meninggal akibat DBD. berdasarkan data terbaru ada seorang laki-laki dewasa yang baru saja meninggal akibat DBD.
Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinkes Batu Susana Indahwati membenarkan hal tersebut. Dia mengaku seorang laki-laki dewasa baru saja meninggal diperparah dengan penyakit komorbid saat terkena DBD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan data terbaru sejak Januari 2024 hingga Maret 2024 ada 1 balita perempuan usia 4 tahun asal Temas meninggal dunia dan 1 pria dewasa DBD dengan komorbid (penyebab kematiannya adalah karena Diabetes Mellitus)," kata Susana.
Berdasarkan data terbaru, sejak Januari 2024 hingga Maret 2024 tercatat ada 84 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD), 85 kasus Demam Dengue (DD) dan ada 7 kasus Dengue Shock Syndrom (DSS).
Merespons peningkatan kasus DBD tersebut, Pemkot Batu menjalankan beberapa upaya. Seperti menggencarkan fogging atau penyemprotan asap di lingkungan yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Selain itu, Pemkot Batu juga mengimbau warga rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Dengan begitu, nyamuk Aedes Aegepty yang menularkan virus DBD tidak lagi berkembang baik di lingkungan rumah warga.
Sementara Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu Aditya Prasaja menjelaskan, nyamuk jenis aedes aegepty berkembang biak di kubangan air jernih.
''Selama ada air berkubang, entah di ember atau di pot-pot kecil, jentik air akan selalu berkembang biak. Fogging (pengasapan) bukan solusi. Jadi, upaya memutus siklus tumbuh kembang biaknya jentik nyamuk ini yang harus dimasifkan,'' terangnya.
''Misal ada ember atau pot digunakan menanam, sebaiknya airnya diganti terus secara berkala agar tidak menjadi sarang nyamuk,'' sambungnya.
(dpe/fat)