Demam Berdarah Dengue (DBD) perlu menjadi perhatian khusus terutama di Kota Batu. Pasalnya, selama di bulan Januari 2024 tercatat ada puluhan kasus warga terjangkit DBD.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batu ada sebanyak 36 kasus yang terdiri dari Demam Dengue (DD) sebanyak 34 kasus dan 2 kasus Dengue Shock Syndrome (DSS). Bahkan 1 kasus diantaranya menjangkit seorang balita hingga meninggal dunia.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Batu Aditya Prasaja mengatakan dari 36 kasus paling banyak ada di Kecamatan Batu. Total ada sebanyak 28 kasus DBD serta 1 Balita berusia 4 tahun meninggal dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Paling banyak terjadi di Kecamatan Batu sebanyak 28 kasus. Rinciannya, di Keluarahan Temas ada 14 kasus dan di antaranya ada 1 balita usia 4 tahun meninggal dunia dengan diagnosa DSS," ujarnya kepada awak media, Minggu (25/2/2024).
"Selain kelurahan Temas, di Kelurahan Sisir terdapat 2 kasus, Desa Sidomulyo 2 kasus, Desa Oro-Oro Ombo 3 kasus, Kelurahan Ngaglik 3 kasus, Desa Sumberejo 2 kasus dan Desa Pesanggrahan 1 kasus," sambungnya.
Kemudian, kasus lain ada di Kecamatan Junrejo sebanyak 7 kasus dengan rincian 2 kasus di Desa Tlekung, 4 kasus di Desa Junrejo dan 1 kasus di Desa Pendem. Sedangkan Kecamatan Bumiaji hanya ada 1 kasus di Desa Gunungsari.
Menurut Aditya, tingginya jumlah kasus DBD di Kota Batu ini disebabkan karena masih banyak genangan air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk jenis aedes aegepty. Dari situ, perlu adanya peran masyarakat dalam menangani persoalan ini bersama.
Dalam persoalan DBD, dikatakan Aditnya melakukan fogging hanya akan membunuh nyamuk dewasa dan tidak untuk jentik nyamuk. Oleh sebab itu, langkah yang diambil untuk menuntaskan DBD adalah lewat memutuskan siklus hidup nyamuk.
"Kita akan menjalankan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) bukan fogging. Karena PSN tidak hanya membersihkan pada umumnya, tetapi juga memastikan tidak ada tempat nyamuk berkembang biak. Tujuannya memutus rantai perkembangan nyamuk," tandasnya.
(dpe/iwd)