Pertolongan Terakhir Pendaki Lain ke Mahasiswa UB Sebelum Tewas di Arjuno

M Bagus Ibrahim - detikJatim
Senin, 21 Agu 2023 11:14 WIB
Evakuasi pendaki Gunung Arjuno yang tewas/Foto: Dok. Istimewa
Kota Batu -

Tewasnya Yodeka Kopaba (21) di pos 2 jalur pendakian Gunung Arjuno via Sumberbrantas, Kota Batu diduga akibat hipotermia. Fakta baru muncul di balik kematian mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (UB) tersebut.

Diketahui, sebelum meninggal dunia, Yodeka sempat dirawat oleh rombongan pendaki lain yang bertemu saat perjalanan dari puncak Gunung Arjuno. Rombongan pendaki tersebut berjumlah 4 orang yang terdiri dari 3 laki-laki dan 1 perempuan.

Salah satu dari rombongan, Rofiq mengaku, awalnya dia bersama dengan teman-temannya turun usai dari puncak Gunung Arjuno. Saat melintas di pos 2 pada Sabtu (19/8/2023) sekitar pukul 17.00 WIB, mereka melihat seorang perempuan meminta pertolongan.

"Coba kami datangi dan melihat kondisi perempuan itu pucat lemas dan di dalam tenda, ada masnya (Yodeka) terbaring lemas juga. Setelah ngobrol, ternyata kami baru tahu kalau perempuan itu belum makan sama sekali," ujar Rofiq saat ditemui detikJatim, Senin (21/8/2023).

"Kemudian sama teman saya yang perempuan itu coba dimasakin dan kemudian disuapin si perempuan ini dan untung kondisinya setelah itu mulai mendingan. Sedangkan yang masnya itu ngggak mau makan, katanya tenggorokannya sakit gitu kalau dipakai makan," sambungnya.

Khawatir melihat kondisi dua pendaki yang baru pertama kali naik gunung tersebut, Rofiq bersama teman-temannya mencoba untuk bertahan di pos 2 sembari menunggu rekan-rekan dua pendaki tersebut kembali.

"Jadi kami tunggu di pos 2 karena dari keterangan si perempuan itu mereka mendaki bersama 7 orang. Tapi karena kondisi masnya tidak sehat ditinggal di pos 2 bersama satu temannya perempuan itu. Sedangkan 5 anak lainnya lanjut perjalanan muncak," kata dia.

Karena rekan-rekan korban tak kunjung kembali, Rofiq berinisiatif menitipkan pesan kepada setiap pendaki yang melintas pos 2 menuju ke puncak. Ia menyampaikan kepada setiap pendaki soal ciri-ciri korban dan kondisinya. Pesan tersebut juga berisi permintaan agar rekan-rekannya segera turun.

"Saat itu setiap ketemu pendaki naik saya langsung titip pesan ciri-ciri tenda dan kondisi mereka. Terakhir itu sampai jam 10 malam saya titip ke pendaki terakhir. Akhirnya karena temen perempuan saya juga kedinginan kami bangun tenda juga di pos 2," terangnya.

Pada Sabtu (19/8/2023) sekitar pukul 24.00 WIB, 5 rekan korban akhirnya datang ke pos 2. Namun, bukannya memeriksa kondisi korban mereka langsung melanjutkan istirahat hingga keesokan harinya.

"Pada Minggu (20/8/2023) jam 8 pagi saya sama rombongan pamit turun duluan. Saat itu, korban juga sempet duduk dan salaman sama saya dan teman-teman pas pamit. Kami nggak nyangka kalau dia bakalan nggak ada setelah itu," tandasnya.

Sebagai informasi, Yodeka bersama 6 temannya memulai perjalanan dari pos pendakian Tahura pada Jumat (18/8/2023) pukul 18.00 WIB. Mereka berhenti di pos 2 sekitar pukul 22.00 WIB.

Korban tidak melanjutkan perjalanan karena kondisi kurang sehat. Korban ditemani satu teman perempuannya. Sedangkan 5 rekan lainnya melanjutkan perjalanan ke puncak pada Sabtu (19/8) sekitar pukul 01.00 WIB.

Akhirnya, korban ditemukan tewas pada Minggu (20/8) pukul 10.00 WIB. Korban diduga mengalami hipotermia.



Simak Video "Video Evakuasi Jenazah Pendaki Malaysia yang Jatuh di Jurang Rinjani"

(hil/dte)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork