Sederet Fakta Pilu Mahasiswa UB Tewas Saat Mendaki Gunung Arjuno

Sederet Fakta Pilu Mahasiswa UB Tewas Saat Mendaki Gunung Arjuno

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Senin, 21 Agu 2023 09:18 WIB
Pendaki Arjuno tewas
Mahasiswa UB tewas saat mendaki di Gunung Arjuno (Foto: Dok. BPBD Kota Batu)
Surabaya -

Pilu dialami mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya (UB), Malang, Yodeka Kopaba (21). Ia ditemukan tewas di pos pendakian Gunung Arjuno via Sumberbrantas, Kota Batu. Padahal, ini merupakan kali pertama ia mendaki gunung.

Yodeka merupakan warga Kubu Tapi, Sei Rotan Batu Taba, IV Angkek Agam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut). Saat ini, jenazahnya telah dievakuasi ke rumah sakit Hasta Brata.

Berikut sederet fakta pilu mahasiswa UB tewas saat mendaki Gunung Arjuno:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Korban Ditemukan Pucat-Keluar Busa dari Hidung

Wibowo, salah satu relawan menceritakan saat ia menemukan dan ikut melakukan evakuasi jenazah korban. Wibowo mengaku menemukan Yodeka sudah tak bernyawa pada Minggu (20/8) sekitar pukul 10.00 WIB.

"Jadi saya lagi jalan aja ke atas jam 9 lebih (pagi). Perjalanan sekitar 30 sampai 45 menit ke pos 2. Sesampainya di pos 2 itu ketemu pendaki minta pertolongan," ujarnya saat ditemui detikJatim, Minggu (20/8/2023).

ADVERTISEMENT

"Saya datang lihat kondisi korban di dalam tenda itu muka pucat, badan dingin, keluar busa di hidung dan denyut nadi tidak ada. Akhirnya saya turun cari sinyal menghubungi teman untuk datang membantu evakuasi," sambungnya.

2. Evakuasi Dilakukan dengan Alat Seadanya

Setelah temannya datang, Wibowo mencoba untuk melakukan evakuasi menggunakan alat seadanya. Mengingat jalur yang dilewati untuk turun hanya bisa diakses dengan berjalan kaki. Sedangkan kendaraan tidak bisa melintas.

"Akhirnya potong kayu terus dikasih matras dibawa dua orang bergantian turun. Cukup lama turunnya sekitar 2 jam karena bawa korban itu. Mulai berangkat jam 10 pagil sampai di pos 1 itu kalau nggak salah jam 12 siang," tuturnya.

3. Rombongan Berangkat Bertujuh

Menurut Wibowo, dari keterangan teman-teman korban, awalnya rombongan korban sebanyak 7 orang berangkat mendaki Gunung Arjuno pada Jumat (18/8) sore. Sebanyak 7 orang itu terbagi dari 4 laki-laki dan 3 perempuan.

Mulanya perjalanan berjalan lancar hingga rombongan tiba di pos 2 pada pukul 22.00 WIB. Kondisi korban tiba-tiba buruk dan rombongan memutuskan membangun tenda di lokasi tersebut.

"Tenda itu dibangun untuk korban dan satu perempuan yang menemani korban. Sedangkan 5 orang lainnya melanjutkan perjalanan menuju puncak. Anak 5 sampai di Lengkehan (jalur ke puncak gunung) itu pada Sabtu (19/8) jam 6 pagi," tuturnya.

"Dari Lengkehan mulai lanjut lagi ke puncak jam 9 pagi mereka baru berangkat lagi ke puncak. Mereka berada di puncak sampai jam 6 sore. Mereka kemudian turun dan baru sampai di pos 2 jam 12 malam," sambungnya.

Dugaan penyebab meninggalnya korban, baca di halaman selanjutnya!

4. Kondisi Korban Memburuk

Sesampainya di lokasi, 5 orang langsung beristirahat dan keesokan paginya mereka baru sadar bahwa kondisi korban semakin memburuk.

"Saat itu kata teman-temannya diajak turun nggak mau. Mintanya dievakuasi tim SAR. Ya mungkin karena kelamaan di pos 2 kondisi korban semakin drop dan tidak berhasil tertolong. Misal sejak awal dievakuasi kemungkinan masih selamat," tandasnya.

5. BPBD Akui Kesulitan Evakuasi

Kepala BPBD Kota Batu Agung Sedayu mengatakan, awalnya BPBD Kota Batu mendapatkan permintaan bantuan dari Tahura untuk melakukan evakuasi jenazah pada sekitar pukul 10.42 WIB.

"Kami mendapatkan informasi dari pihak Tahura jika ada pendaki yang meninggal dunia. Kita koordinasikan dengan PMI dan Damkar untuk evakuasi jenazah," terangnya.

Namun, karena mobil jenazah tak bisa mengakses jalur tersebu, BPBD Kota Batu mengerahkan kendaraan double cabin.

"Ternyata untuk ke lokasi mobil jenazah sulit menjangkau, maka kita gunakan mobil double cabin. Kemudian dioper ke mobil jenazah dan dibawa ke RS," kata Agung.

6. Diduga Alami Hipotermia

Korban diduga mengalami hipotermia. Yakni penurunan suhu tubuh secara drastis yang berpotensi berbahaya. Umumnya seseorang mengalami hipotermia karena berada di lingkungan suhu dingin dalam waktu yang lama.

"Dari keterangan teman-temannya, sejak awal yang bersangkutan memang sudah tidak sehat. Diduga karena kondisi tidak sehat dan suhu dingin akhirnya menderita hipotermia," ujar Kasat Reskrim Polres Batu AKP Yussi Purwanto kepada detikJatim, Minggu (20/8/2023).

Dari pemeriksaan awal pada jenazah korban tidak ditemukan adanya luka-luka. Hal tersebut yang memperkuat dugaan korban tewas karena hipotermia.

"Tapi untuk kepastiannya kami menunggu hasil pemeriksaan dari dokter. Sekarang jenazah korban masih berada di Rumah Sakit Hasta Brata Kota Batu. Informasinya keluarga korban akan datang ke sini juga," terang Yussi.

7. Penjelasan Universitas Brawijaya

Dekan Fakultas Pertanian UB Mangku Purnomo menyebut, korban merupakan mahasiswa angkatan 2021. Ia menambahkan, seharusnya yang bersangkutan saat ini masih libur kuliah. Sedangkan pihak kampus juga tidak menggelar kegiatan pendakian apapun.

"Pendakiannya itu pribadi, bukan kegiatan kampus. Mestinya liburan itu pulang ke rumah masing-masing," terang Mangku.

Halaman 2 dari 2
(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads