Klinik Dokter Rakjat Penerus Cita-cita Pengobatan Gratis Dr Soetomo

Klinik Dokter Rakjat Penerus Cita-cita Pengobatan Gratis Dr Soetomo

Praditya Fauzi Rahman - detikJatim
Senin, 10 Jul 2023 04:04 WIB
Klinik Dokter Rakjat Surabaya
Masyarakat antusias mengikuti pengobatan gratis Klinik Doker Rakjat Surabaya. (Foto: Praditya Fauzi Rahman/detikJatim)
Surabaya -

Sejarah salah satu pendiri gerakan Budi Utomo, Dr Soetomo menginspirasi para dokter di Tanah Air. Sepak terjangnya dalam dunia kesehatan dan kemanusiaan tak perlu diragukan lagi.

Rupanya, gerakan, sifat, dan sikap Dr Soetomo tersebut juga menjadi inspirasi bagi dr Michael Leksodimulyo. Ia dan sejumlah anak didiknya beserta pegiat sejarah menggelorakan cek kesehatan dan pengobatan secara gratis kepada warga Surabaya.

Kepada detikJatim, pria yang akrab disapa dokter Michael ini mengatakan, sejarah Dr Soetomo menjadi salah satu ide baginya untuk mendirikan Klinik Dokter Djawa. Meski baru dimulai, program yang kini berganti Klinik Dokter Rakjat itu mulai digencarkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Awalnya dicetuskan Klinik Dokter Djawa, lalu diganti Klinik Dokter Rakjat," kata Michael kepada detikJatim, Sabtu (8/7/2023).

Sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado itu mengecek kesehatan hingga memberikan obat-obatan secara cuma-cuma kepada masyarakat Surabaya. Menurutnya, apa yang dilakukannya sama seperti semangat yang digelorakan Dr Soetomo.

ADVERTISEMENT

detikJatim melihat langsung aktivitas Klinik Dokter Rakjat dalam Festival Peneleh. Satu persatu warga datang mendaftar. Mereka mengecek tekanan darah dan berkonsultasi dengan para dokter umum yang ada. Bahkan, kegiatan tersebut tetap berlangsung di bawah guyuran hujan.

"Beliau (Dr Soetomo) dulu mendapat akses kesehatan. Nah, itu lah yang menginspirasi kami dengan melakukan aksi kesehatan dan sosial serupa di Surabaya, tanpa ada embel-embel apa pun," ujarnya.

Michael mengaku mengajak para peserta didik dan dokter-dokter di Kota Pahlawan untuk bergabung bersama-sama mengabdi kepada masyarakat. Namun, ia mengaku belum menjamah semua kawasan di Surabaya. Ia memprioritaskan terlebih dulu warga Peneleh.

"Kami dari beberapa dokter dari beberapa universitas di Surabaya membentuk Dokter Rakjat Soerabaya. Kami bersama-sama melayani masyarakat, terutama warga Peneleh khususnya," imbuh dia.

Ke depannya, Michael mengaku bakal mencari tempat untuk dijadikan Klinik Dokter Rakjat yang sesungguhnya. Nantinya, akan ada 30 mahasiswa dan para petugas medis yang akan melayani masyarakat secara cuma-cuma.

"Tidak hanya di event Festival Peneleh saja, nanti seterusnya akan ada 30 orang lebih yang dilibatkan, terdiri dari dokter, bidan, sampai perawat," tuturnya.

Saat bertugas dan menjalankan Klinik Dokter Rakjat sendiri, Michael mengharuskan para petugas medis tidak mengenakan seragam putih layaknya dokter, suster, dan bidan. Melainkan, busana khas daerah.

"Menggunakan pakaian adat Jawa misalnya, jadi ada style sesuai ragam budaya di Indonesia," jelas lulusan Magister Fakultas Kedokteran di Unair Surabaya itu.

Hal senada disampaikan Jimmy Taruna Taufiq Fajar, dokter muda asal Universitas Ciputra. Menurutnya, masyarakat Peneleh menyambut baik program dokter rakyat itu.

"120 Pasien lebih yang sudah mengantre," katanya.

Pria yang juga menjadi anggota komunitas sejarah Begandring Soerabaia itu mengaku, ide tersebut bermula darinya. Ia mengungkapkan, para lansia dan keluarga dengan penyakit tidak menular (PTM) lah yang menjadi momok warga.

"Setelah kami cek kesehatan, didominasi pasien hipertensi dan diabet. Tapi alhamdulillah, masyarakat senang dan merasa terbantu dengan kegiatan ini," ujar dia.

Jimmy memastikan, kegiatan tersebut tak hanya berlangsung saat event Festival Peneleh saja. Ke depannya, ia mengaku lebih memasifkan pengobatan, edukasi, dan sosialisasi kesehatan kepada masyarakat Peneleh dan sekitarnya secara door to door maupun kunjungan ke klinik.

"Nantinya, pasien dengan penyakit tidak menular ini kita edukasi pola hidupnya dan rutin kita kontrol," tutur dia.




(abq/dte)


Hide Ads