Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapa pun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan.
Kasus bunuh diri di Kota Malang akhir-akhir ini meningkat. Latar belakang korban pun beragam, begitu juga dengan persoalan yang diduga sebagai pemicunya. Terbaru, seorang pemuda nekat bunuh diri dengan meloncat dari Jembatan Suhat (Soekarno-Hatta), Jumat (26/5/2023) sore.
Sebelumnya, warga Kabupaten Malang, itu pernah mencoba bunuh diri di tempat yang sama pada 1 Agustus 2022. Tapi, niat korban dapat digagalkan oleh pengendara dan petugas kepolisian yang berada di lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada awal April 2023 lalu, kasus bunuh diri juga sempat menggemparkan warga Jalan Batu Amaril, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Pria berinisial HM (33), ditemukan keluarganya gantung diri di dalam rumah.
HM disebut nekat mengakhiri hidupnya lantaran tak kuasa menghadapi teror penagih dari pinjaman online. Apalagi, bukan korban yang berutang di pinjol, hanya identitasnya dipinjam oleh temannya dan kemudian digunakan untuk berutang.
Di luar itu, beberapa percobaan bunuh diri di Kota Malang berhasil digagalkan. Terakhir, seorang mahasiswi berinisial NL berencana mengakhiri hidup di kamar kosnya di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Minggu (28/5/2023) siang. Dengan memegang pisau, NL berniat mengakhiri hidupnya. Namun, hal itu bisa dicegah oleh rekannya.
Kapolresta Malang Kota Kombes Budi Hermanto mengaku adanya kasus percobaan hingga sampai bunuh diri di Kota Malang merupakan persoalan serius yang harus segera dilakukan upaya pencegahan. Selain edukasi, program konseling selama ini terus berjalan dengan melibatkan berbagai pihak.
"Kita akan buat telaah, ataupun kajian di mana saja jembatan ataupun fasilitas publik yang mungkin bisa digunakan untuk aksi tersebut. Ini juga sedang kumpulkan data tahun 2023, 2022, dan 2021. Langkahnya apa, untuk melakukan antisipasi. Selain memberikan edukasi, dan trauma healing melalui kampus, dan media sosial," terang Budi Hermanto kepada detikJatim, Selasa (30/5/2023).
Menurut Budi Hermanto, keberadaan jembatan ataupun fasilitas publik yang berpotensi dijadikan percobaan dan bunuh diri, sebisa mungkin akan dilakukan langkah pencegahan. Jembatan tersebut busa ditambah dengan pemasangan pagar pengaman. Saat ini, upaya tersebut dapat dilakukan untuk mencegah kasus serupa terulang kembali.
"Saat ini sedang kita lakukan pendataan, jembatan-jembatan mana saja di lima kecamatan yang berpotensi digunakan untuk bunuh diri. Kemudian kita bisa melakukan upaya pencegahan bersama forkopimda, misalnya dengan memasang pagar pengaman," tuturnya.
Sementara ditanya soal peningkatan kasus bunuh diri di Kota Malang, Budi menyebut, jika berkaca pada peristiwa yang terjadi, dapat disimpulkan adanya peningkatan. Dengan terjadinya tiga kasus dalam kurun beberapa waktu terakhir.
"Kalau kita lihat sementara ini, kemarin, satu minggu kemarin sudah terjadi tiga. Artinya kalau dibilang meningkat ada lah. Tapi kita kan melihat persoalan itu karena apa?" jelasnya.
"Memang karena diri pribadi, persoalan kesehatan, kejiwaan, persoalan rumah tangganya. Tapi ya itu merupakan suatu bagian yang harus kita selesaikan bersama dan ini menjadi persoalan kita bersama. Bukan hanya menyalahkan pribadi yang melakukan, tetapi sudah menjadi persoalan bersama. Kenapa? Kita yang harus terlibat," tegasnya.
Ini yang bisa dilakukan untuk melindungi keluarga dan teman dari depresi hingga bunuh diri, baca di halaman selanjutnya!
Sementara itu, dokter ahli kesehatan jiwa RS dr Saiful Anwar (RSSA) Ratri Istiqomah SpKJ menuturkan, bunuh diri sering dikaitkan dengan gangguan atau masalah di bidang kedokteran jiwa. Karena itu, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan bunuh diri adalah pemerintah daerah bekerja sama dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan upaya kesehatan masyarakat.
"Di mana melibatkan tenaga ahli psikiater atau dokter spesialis kedokteran jiwa, psikolog klinis, atau tenaga kesehatan lain yang mendalami kesehatan jiwa untuk memberikan promosi kesehatan terkait pencegahan bunuh diri. Misalnya, mengenali tanda-tanda gejala yang mengarah ke arah bunuh diri, misalnya depresi," terang Ratri terpisah.
Kendati begitu, kata Ratri, upaya pencegahan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Karena setiap orang memiliki peran untuk mencegah bunuh diri yang akan terjadi di sekitarnya.
Misalnya, menciptakan suasana sehat dan nyaman di lingkungan kerja, suasana keluarga yang hangat dan terbuka, saling mendukung.
"Begitu juga di sekolah atau komunitas-komunitas lain dalam memberikan peran menciptakan suasana sehat, dan saling mendukung," sambungnya.
Menurut Ratri, pada pasien depresi berat, sering diperlukan penanganan hingga rawat inap melalui proses observasi sangat ketat. Pada pasien depresi, dokter akan memberikan terapi berupa obat dan non-obat. Sebab, depresi dapat disebabkan perpaduan antara faktor biologis dan faktor psikososial dengan kadar yang dapat berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya.
"Obat akan mengatasi penyebab dari faktor biologis, misalnya masalah ketidakseimbangan neurotransmitter yang menyebabkan gejala depresi. Terapi non obat, misalnya pendekatan psikoterapi, psikoedukasi, termasuk di dalamnya pendekatan sosial dan spiritual. Diharapkan dapat mengatasi faktor psikososial yang menyebabkan depresi," pungkasnya.
Berdasarkan data kasus pernah ditangani oleh RSSA, jumlah kasus depresi rawat jalan sebanyak 479 kasus selama tahun 2022. Sementara pasien dengan penanganan rawat inap karena depresi sebanyak 34 pasien.
Simak Video "Video: Menelusuri Pura Tertua di Jantung Pulau Dewata"
[Gambas:Video 20detik]
(hil/dte)