Masriah, emak-emak di Sidoarjo yang menyiram air kencing hingga tinja untuk meneror tetangganya ternyata dikenal sebagai sosok yang jarang bergaul. Namun, sekalinya Masriah tidak suka dengan tetangga, dia akan melakukan tindakan yang mirip dengan apa yang dialami Wiwik, menyiram air kencing.
Salah satu tetangga Masriah, Lilik Samrohtul Ummah (49) mengaku dia tidak pernah diteror oleh Masriah. Tetapi dia menyebutkan bahwa tetangganya selain Wiwik juga pernah diteror oleh Masriah.
"Ada warga sekitar, tetangganya, mengaku pernah mendapatkan teror seperti yang dialami Ibu Wiwik. Tetapi orang itu tidak menyebutkan secara detail kapan berlangsungnya teror itu," kata Lilik kepada detikJatim, Jumat (19/5/2023).
Lilik pun mengatakan bahwa sejak dulu Masriah memang jarang bergaul dengan tetangga. Perempuan itu lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah. Hanya ketika ada jadwal pengajian tingkat RT, Masriah datang untuk membayar iurannya.
"Orangnya jarang komunikasi dengan tetangga, mungkin karena kurang pergaulan. Sehingga nekat melakukan teror tersebut," kata Lilik.
Soal alasan Masriah meneror Wiwik untuk membeli rumah dengan harga murah, menurut Lilik alasan itu hanya dibuat-buat.
"Kalau beralasan agar Ibu Wiwik tidak betah, kemudian agar rumahnya dijual dengan harga murah ke pelaku, menurut saya itu hanya sebuah alasan belaka," tandas Lilik.
Mengenai tetangga lain yang pernah mendapatkan teror air kencing, Wiwik menyebutkan bahwa Masriah memang pernah melakukan aksi serupa kepada tetangga lainnya. Dia sebutkan bahwa Masriah pernah menyiram air kencing ke mobil tetangganya.
Wiwik mengatakan bahwa aksi teror ke tetangga lainnya itu dilakukan Masriah hanya sekali saja. Berbeda dengan dirinya yang mengalami teror kencing dan tinja sehari tiga kali sejak 6 tahun lalu.
"Kalau aksi teror ke tetangga lain itu diawali dengan cekcok mulut karena ketidakcocokan sesuatu hal. Kemudian dia cari mobilnya (tetangga) disiram air kencing," ujar Wiwik ketika ditemui detikJatim di rumahnya.
Sanksi untuk Masriah diputuskan pekan depan. Baca di halaman selanjutnya.
(dpe/iwd)