Bangkai seekor ikan paus balin atau paus bungkuk ditemukan terdampar di bibir Pantai Kejawan Putih Tambak, Mulyorejo. Saat ini, paus tersebut sudah berhasil dievakuasi. Sementara nantinya, paus ini akan menjadi salah satu koleksi di Jatim Park.
Proses evakuasi paus balin ini terbilang tak mudah. Paus balin ini juga telah diambil sampelnya untuk diteliti mahasiswa dan dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Berikut 7 fakta temuan bangkai paus balin di Surabaya yang akan menjadi koleksi Jatim Park:
Baca juga: Mengapa Paus Balin Terdampar di Surabaya? |
1. Paus Ditemukan Sejak Minggu
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya Antiek Sugiharti mengatakan paus balin tersebut ditemukan mati terdampar pada Minggu (14/5/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ditemukan Minggu kemarin," kata Antiek kepada detikJatim, Senin (15/5/2023).
Antik mengatakan paus balin yang mati itu mempunyai panjang sekitar 12 meter. Karena panjangnya itu Antik menyimpulkan bahwa paus itu masih muda dan belum dewasa. Karena paus balin dewasa mempunyai panjang setidaknya 16 meter.
"Panjang 12 meter, masih muda belum dewasa. Kalau dewasa panjang 16 meter. Paus ini dari perairan Australia dan paus ini tergolong langka," kata Antiek.
2. Ditemukan oleh Nelayan
Ketua LPMK Kejawan Putih Yasin mengatakan paus yang ditemukan mati tersebut pertama kali di temukan oleh nelayan.
"Sebetulnya kemarin (14/5) siang ditemukan nelayan. Baru tadi siang dilakukan peninjauan dari dinas terkait, Dari DKP Pemkot dan Pemprov, Tadi juga ada tim dokter dari Universitas Airlangga," kata Yasin.
Yasin menyampaikan, rencananya bangkai paus tersebut tidak dievakuasi ke tengah laut. Karena kondisi paus tersebut sudah membusuk.
"Tidak dievakuasi karena kondisi, tidak memungkinkan, sudah membusuk. Jadi tadi diamankan di tepi, diikat biar tidak menjalar kemana-mana. Karena takutnya ke sungai, bisa mencemari, karena lokasi dekat muara sungai," ungkap Yasin.
3. Paus Diteliti FKH Unair
Paus ini diteliti oleh tim berisi mahasiswa dan dosen dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Divisi patologi veteriner FKH Unair drh Bilqisthi Ari Putra MSi mengatakan, timnya pada Senin (15/5) pagi berangkat ke tengah laut Surabaya untuk dilakukan pemeriksaan.
"Posisi sudah mati, kita perkiraan 3 hari untuk kematiannya. Terdamparnya sulit memperkirakan, kapan menepi dan lain-lain sangat sulit. Yang ditemukan nelayan waktu ditemukan nelayan sudah dalam keadaan mengambang," kata Bilqis saat dihubungi detikJatim, Senin (15/5/2023).
Untuk penyebab kematian paus, Bilqis menyebut masih dalam pemeriksaan lab. Kemudian, pada Selasa (16/5) dilakukan autopsi di lokasi untuk memastikan penyebabnya.
Sebelum diautopsi, juga dilakukan evakuasi dari tengah laut sekitar 6-7 km dari Surabaya, lalu ditarik ke tepi pantai Mangrove. Sementara tim melakukan pemeriksaan luar, jenis kelamin, usia, wajar atau tidak matinya. Karena posisi awal di tengah laut, sehingga tidak mungkin dilakukan autopsi di tengah laut.
Paus balin akhirnya dapat dievakuasi dan akan menjadi koleksi museum di Jatim Park. Baca di halaman selanjutnya!
4. Diduga Mati Karena Sakit
Perkiraan kematian paus dilihat kembungnya perut, pembusukan kulit dan lain-lain. Kemungkinan juga terdampar di tepi, namun belum mati. Pihaknya pun sulit mengetahui, jika tidak ada data dari nelayan.
Dugaan awal, Bilqis mengatakan tidak ada tanda-tanda kekerasan. Diduga karena penyakit, namun penyakit pastinya belum bisa disampaikan. Karena dari luar tidak diketahui secara pasti.
"Kalau kematian terjadi di laut, biasanya sebelum terdampar, biasanya akibat penyakit, capek, trauma, luka-luka. Dari temuan hari ini kematian tidak ada tanda-tanda, kekerasan nabrak kabal, nabrak baling-baling tidak ada, dibunuh, ditombak tidak ada. Kemungkinan karena penyakit, seperti apa penyakitnya, apa saja kelainan besok baru diketahui," jelasnya.
5. Perahu Tim Peneliti Paus Sempat Kandas
Perahu yang ditumpangi para peneliti bangkai paus balin kandas di Pantai Kejawan Putih Tambak, Surabaya. Ada 10 orang, 2 di antaranya nelayan yang bertahan di perahu yang tertancap lumpur tersebut.
Mereka terjebak usai melakukan autopsi bangkai paus balin. Salah satunya adalah Chrystin Egarosalina Damayanti. Dia mengaku perahu yang ditumpangi bersama rekan-rekannya dan 1 dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair terjebak di lumpur.
Chrystin mengungkapkan, hal itu disebabkan air laut surut. Sehingga, perahu tak bisa bergerak lagi. "Kapalnya kandas dan air surut, ada 10 orang, termasuk dosen dari FKH Unair," kata Chrystin kepada detikJatim, Selasa (15/5/2023).
Tim ini akhirnya berhasil dievakuasi tim gabungan. Mereka yang terdiri dari mahasiswa dan dosen tersebut seluruhnya dalam keadaan selamat. Christyn mengatakan, ia terjebak sejak siang. Tepatnya, pukul 12.30 WIB.
"Sejak 12.30 sampai pukul 19.45 WIB. 7,5 jam terjebak," kata Christyn.
6. Paus Berhasil Dievakuasi
Bangkai Paus Balin yang ditemukan mati di kawasan Pantai Kejawan Tambak akhirnya dievakuasi. Petugas gabungan melakukan evakuasi bangkai Paus Balin itu di perairan Pantai Kenjeran, Surabaya.
Dalam proses evakuasi bangkai Paus itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa turut menyaksikan bersama petugas Balai Pengelola Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Jatim.
Proses evakuasi bangkai Paus Balin sepanjang 12 meter dari titik awal ditemukan kemudian dibawa ke Pantai Kenjeran itu melibatkan crane untuk kemudian dimasukkan ke dalam truk.
"Ini adalah nelayan yang menemukan, semula dianggap mungkin ini batu. Ketika dipastikan lagi, ternyata ini adalah ikan paus jenis Balin setelah dikonfirmasi oleh Tim FKH (Fakultas Kedokteran Hewan) Unair," kata Khofifah di Kenjeran Park, Kamis (18/5/2023).
Khofifah menyampaikan bahwa Bangkai Paus Balin itu juga sudah diautopsi. Proses autopsi dan pemeriksaan terhadap hati hingga limpa paus itu dilakukan oleh Tim dari Fakultas Kedokteran Hewan Unair.
"Untuk bisa dipastikan apa yang menjadikan paus ini terdampar dan akhirnya mati. Karena tidak ada luka, tidak ada bekas kecelakaan, pendarahan, dan pendengaran juga relatif masih bagus, dan seterusnya," ujar Khofifah.
7. Tulang Paus Balin akan Jadi Koleksi Museum di Jatim Park
Tulang paus balin ini akan menjadi salah satu koleksi di museum yang dimiliki Jatim Park.
"Dan kami bersyukur bahwa tim BPSL terus mengoordinasikan dan dari Jatim Park 2 ini akan menyiapkan tempat untuk melengkapi museum Jatim Park 2. Tetapi ini harus dimakamkan dulu," ujarnya.
"Jadi kira-kira setahun atau satu setengah tahun, baru dibongkar lalu dilakukan rekonstruksi tulangnya untuk bisa dijadikan bagian dari kelengkapan wisata edukasi Jatim Park 2," sambung Khofifah.
Diakui oleh Khofifah bahwa di Jawa Timur ini ada sejumlah pelintasan kawanan Paus yang diduga berasal dari Australia. Paus-paus itu, menurut Khofifah diketahui hendak menuju ke India.
"Di Jawa Timur ini ada beberapa pelintasan memang di mana paus ini dari Australia yang ditemukan akan ke India," ujar Khofifah.