Kota Malang Punya Dua PR di HUT ke-109, Banjir dan Macet

Muhammad Aminudin - detikJatim
Sabtu, 01 Apr 2023 16:27 WIB
Banjir di Kota Malang (Foto: M Bagus Ibrahim/detikJatim)
Kota Malang -

Hari ini Kota Malang merayakan hari jadi ke-109 tahun. Ada dua penyakit akut yang harus segera diselesaikan bagi kota terbesar kedua di Jawa Timur ini. Yakni banjir dan macet.

Terakhir, banjir menggenangi hampir seluruh wilayah kota akibat hujan dengan intensitas tinggi akhir bulan lalu. Pemerintah Kota Malang pun dinilai kurang serius dalam menangani banjir, terutama di saat musim penghujan.

Pakar Tata Kota dari Universitas Brawijaya Agus Dwi Wicaksono meminta Pemkot Malang mengembalikan fungsi ruang terbuka hijau atau RTH. Karena sampai hari ini, jumlah RTH di Kota Malang belum mencapai 30 persen sesuai amanat undang-undang.

"Untuk RTH misalnya, Kota Malang itu masih belum. Artinya mencukupi jumlah RTH yang diamanatkan oleh undang-undang. Yakni RTH minimal 30 persen, dengan perincian 20 persen RTH publik dan 10 persen RTH privat," ujar Agus kepada detikJatim, Sabtu (1/4/2023).

Dengan begitu, kata Agus, Pemkot Malang harus mengembalikan ruang terbuka hijau sebagaimana fungsinya. Jika ingin benar-benar serius dalam menanangani persoalan banjir yang selama ini belum tertuntaskan.

"Jadi harus dikembalikan ruang terbuka hijau itu, karena dapat berfungsi sebagai area resapan air. Karena juga banyak area yang diaspal atau tertutup cor, sehingga tidak lagi berfungsi sebagai resapan air," sambungnya.

Agus mengungkapkan, bahwa penanganan banjir tidak cukup hanya dengan melakukan normalisasi drainase atau saluran gorong-gorong saja. Melainkan harus diimbangi dengan cara lainnya, yaitu memperbanyak adanya sumur resapan atau sumur biopori.

Menurut Agus, konsep sumur resapan masih ideal untuk diterapkan di wilayah Kota Malang, dimana secara geografis merupakan dataran tinggi. Adanya sumur resapan akan membantu mengurangi debit air hujan sebelum kemudian mengalir ke drainase ataupun gorong-gorong.

"Karena jika hanya mengandalkan drainase saja, debit air tidak terkurangi. Maka wilayah terendah akan terjadi banjir, karena drainase tak mampu menampung debit air.Jika ada sumur resapan dan jumlahnya banyak, maka akan membantu mengurangi debit air," tuturnya.

Di luar itu, lanjut Agus, Pemkot Malang juga perlu menggandeng banyak pihak dalam menuntaskan persoalan banjir. Termasuk memberikan edukasi sekaligus menyadarkan masyarakat untuk mengubah perilaku membuang sampah di sembarang tempat.

"Pemkot Malang harus menggandeng banyak pihak dalam menanggani persoalan banjir. Akademisi, media, kelompok masyarakat juga perlu dilibatkan, khususnya mengubah perilaku masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan. Karena masalah banjir bukan hanya soal cuaca atau alam, tapi ulah manusia juga menjadi salah satu penyebabnya," ungkapnya.



Simak Video "Video: WHO Keluarkan Pedoman Baru Syarat Terapi GLP-1 untuk Obesitas"

(mua/iwd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork