Dalam sepekan, beberapa berita di Jawa Timur menyedot perhatian pembaca. Salah satunya aksi pesilat PSHT di Gresik, gerombolan gangster remaja beraksi di Sidoarjo membawa samurai.
Selain itu 48 perempuan dijebak memiliki utang hingga ujungnya dijadikan PSK di kawasan Tretes dan vonis bebas terdakwa tragedi Kanjuruhan.
Berikut detail berita di detikJatim yang menyedot pembaca Jawa Timur:
1. PSHT di Gresik Geruduk Polsek Balonpanggang
Polsek Balongpanggang, Gresik 'dikepung' ribuan pesilat PSHT berpakaian hitam-hitam, Sabtu (11/3/2023). Mereka menggeruduk polsek menuntut Kapolsek Balongpanggang AKP M Zainudin mundur atau dicopot.
Ini dilakukan karena massa tersinggung ucapan polisi. Aksi ini juga diwarnai kericuhan. Massa sempat membuat onar hingga memukul sejumlah orang yang menjadi sasaran. Bahkan, satpam RS Walisongo Gresik juga menjadi korban pemukulan.
Sebelum melakukan demo, tersebar sebuah video yang mengajak para pesilat cabang Madiun dan Gresik untuk melakukan aksi damai demo di Polsek Balongpanggang. Mereka ingin Kapolsek Balongpanggang mundur dan meminta maaf kepada perguruan silat tersebut.
"Hitamkan Polsek Balongpanggang, tetap tertib, no anarkis, tetap hargai pengguna jalan lain," tulis pembuat video.
detikJatim menerima video korban pemukulan yang dilakukan pesilat. Dalam video tersebut tampak dua pria mengalami luka di kepala akibat pemukulan para pesilat. Video tersebut juga menyebar di grup WhatsApp.
"Dua orang jadi korban keganasan pesilat," tulisnya dalam group WhatsApp.
Kedua korban itu dipukul karena dianggap menghalang-halangi konvoi para pesilat yang hendak demo ke Polsek Balongpanggang.
Kasat Reskrim Polres Gresik Iptu Aldhino Prima Wildan menyebut, warga PSHT ini dari beberapa daerah di Jatim.
Saat penyekatan tersebut, lanjut Aldhino, Kapolsek Balongpanggang bersama anggota menghentikan perguruan silat PSHT Cabang Gresik yang melintas di perbatasan Gresik-Mojokerto. Namun, ada ucapan Kapolsek Balongpanggang kepada pengurus perguruan yang membuat anggota PSHT tersinggung.
"Saat penyekatan itu, ada ucapan kapolsek yang membuat mereka tersinggung. Kemudian itu didengar anggota PSHT lainnya," tambah Aldhino.
"Ucapan yang membuat tersinggung itu, 'mas kalau sampean (kamu) nggak bisa bubarin warga (PSHT), sampean nggak usah jadi pengurus PSHT', kurang lebih begitu," ungkap Aldhino menjelaskan ucapan Kapolsek Balongpanggang saat menyekat anggota PSHT yang mau demo ke Mojokerto.
Sementara Kapolsek Balonggpanggang AKP M Zainudin membenarkan telah menghentikan perguruan PSHT cabang Gresik saat hendak berangkat ke Polres Mojokerto Kota. Hal itu sesuai arahan dari pimpinan Polres Gresik agar meminimalisir anggota PSHT cabang Gresik untuk berangkat ke Mojokerto.
"Saya juga kurang paham ucapan mana yang membuat tersinggung. Tapi semalam sudah dimediasi sama Kapolres, Dandim, pengurus PSHT dan saya juga sudah minta maaf. Intinya salah paham dan kemarin kondusif," jelas Zainudin.
Berita selengkapnya bisa dibaca di sini