"Insyaallah akan kita mulai bulan depan pemilihannya. Nanti kita lihat, kalau ada yang sewa ya langsung, nggak usah lelang. Jadi sekarang kami lakukan agar bermanfaat untuk masyarakat dan hasilnya terlihat," kata Eri kepada wartawan di Balai Kota Surabaya, Selasa (24/1/2023).
Ia menjelaskan, jika Operate Transfer (BOT) maka akan dilelang, tapi jika ada yang langsung menyewa maka tidak ada lelang. Syaratnya, tiket masuk maksimal Rp 25 ribu.
Artinya, pengerjaan TRS dan THR tidak menggunakan dana APBD, melainkan dari investor. Tetapi Eri mengaku kesulitan mencari investor, terlebih dengan tarif masuk wisata TRS dan THR hanya Rp 25 ribu.
"Belum, kan belum dilelang. Tapi satu itu, apakah dia pakai sewa atau apa, di masa sulit ini sulit cari investor. Karena saya minta wisata murah, paling mahal Rp 25 ribu, wes mboh balike pirang tahun (nggak tahu baliknya berapa tahun)," jelasnya.
Nantinya TRS dan THR akan menjadi satu kawasan. Di mana ketika pengunjung masuk, mereka punya pilihan wahana permainan. Kemudian Eri juga ingin ada plaza terbuka untuk penampilan seni.
"Saya ingin ada space atau plaza terbuka untuk keluarga, menampilkan seni ketoprak, ludruk. Karena saya tidak ingin warga Surabaya lali ambek (lupa sama) ludruk, ketoprak ambek srimulat yang mengangkat nama besar Surabaya," ujarnya.
Selain itu, Eri juga meminta investor nanti harus memperhatikan keamanan wahana permainan. Selain ada pengecekan audit, pemkot juga akan melihat keamanan wahana.
"Jadi kalau sudah ada pihak ketiga, maka otomatis punya kewajiban melakukan audit, mengecek permainan rusak atau tidak, kan ada persyaratan-persyaratan. Itu yang harus dijalankan. Kalau tidak dijalankan ya rusak, tapi kita lihat nanti yang ada di dalam seperti apa," tukasnya.
(dpe/dte)