Aremania menyuarakan 'Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan' dengan aksi turun jalan di berbagai titik Malang Raya. Aksi ini sempat menyebabkan kemacetan di mana-mana.
Salah satu dampak paling dirasakan pengguna jalan yakni aksi di Simpang 4 Karanglo. Pengendara tidak bisa keluar atau masuk Tol Singosari karena akses terblokir.
Sejak sekitar pukul 11.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB, akses Tol Singosari Malang diblokade massa Aremania yang melakukan aksi tahlil hingga orasi tentang Tragedi Kanjuruhan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasat Lantas Polres Malang AKP Agnis Juwita Manurung menjelaskan bahwa sejumlah rekayasa lalu lintas terpaksa dilakukan agar pengguna jalan tidak terjebak kemacetan.
"Untuk yang mengarah masuk Tol Singosari kami arahkan belok ke Batu atau putar balik masuk lagi ke Kota Malang agar lewat Tol Pakis atau di Madyopuro," ujar Agnis kepada detikJatim, Minggu (27/11/2022).
Untuk arah sebaliknya kendaraan yang hendak keluar Tol Singosari telah dibantu personel PJR Polda Jatim dan Jasa Marga, dialihkan keluar di exit tol lainnya.
Pada Minggu siang kemarin aksi ratusan Aremania di masing-masing titik seperti Pakisaji, Simpang 4 Kepanjen, Gondanglegi, Pakis, Turen, bahkan di Dampit juga menyebabkan kemacetan.
Tidak hanya di Malang, aksi juga dilakukan di Kota Malang dan sejumlah lokasi di Kota Batu. Di berbagai lokasi itu aksi Aremania juga berimbas pada kemacetan.
Di Kota Malang sendiri aksi dilakukan baik di kawasan Mulyorejo, Bandulan, Tanjungrejo, Gadingkasri, Mbebekan, juga di Sumberrejo.
Macetnya Malang gambaran penanganan Tragedi Kanjuruhan. Baca di halaman selanjutnya.
Sementara, massa Aremania di Kota Malang juga terkonsentrasi di 2 titik utama yakni di Jalan Hamid Rusdi atau Bundaran SMPN 5, serta di Jalan Besar Ijen.
Blokade jalan juga terjadi di 2 titik tersebut. Sehingga kendaraan dari berbagai arah yang hendak menuju lokasi itu terpaksa harus memutar lebih jauh.
Salah satu Aremania asal Bareng, Indra Bogel mengatakan bahwa kemacetan imbas aksi itu adalah gambaran dari penanganan kasus Tragedi Kanjuruhan.
"Macet iki menggambarkan penanganan kasus Tragedi Kanjuruhan. Dua bulan ini, kan, macet. Jika penanganan berjalan lancar. Insyallah Arek-Arek nggak mungkin turun jalan bikin macet," katanya.
Indra mengingatkan lagi soal tuntutan Aremania. Pertama, Aremania menganggap para pelaku Tragedi Kanjuruhan tak cukup hanya 6 orang yang telah jadi tersangka.
"Pelaku-pelaku sik belum ditambah, tutuk opo sing direkomendasikno TGIPF (dari apa yang direkomendasikan TGIPF)," ujarnya.
Selain itu, Aremania juga menuntut sejumlah hal lainnya. Yakni rekonstruksi ulang Tragedi Kanjuruhan sehingga semakin jelas siapa saja yang harus dijadikan tersangka.
Lainnya penerapan pasal tambahan terkait pembunuhan dan pembunuhan berencana.
"Rekonstruksi ulang, penambahan pasal, dan penambahan tersangka. Karena selama ini gurung (belum) tuntas," katanya.
Selama penanganan Tragedi Kanjuruhan masih ruwet, Indra mengatakan Aremania akan terus melakukan aksi-aksi serupa.
"Sampek kapan pun bakal koyok ngene selama pelaku-pelakune belum tertangkap, juga belum ada kejelasan tentang arek-arek sing budal nang Jakarta. Istilahe semakin diruwet aksi akan semakin berlipat ganda," ujarnya.